Ibu-Ibu Kurang Terbuka Jadi Tantangan Penanganan Stunting di Kecamatan Paal Merah

SOSIALISASI: Upaya sosialisasi mengenai pencegahan stunting yang dilakukan kecamatan Paal Merah.-Ineke Dian Prameswari-Jambi Indepedent
JAMBI - Kasus stunting di Kecamatan Paal Merah masih menjadi perhatian serius.
Salah satu kendala yang dihadapi dalam penanganan stunting di wilayah ini adalah kurangnya keterbukaan dari para ibu.
Hal ini membuat petugas kesehatan kesulitan dalam mengidentifikasi balita stunting dan memberikan intervensi yang tepat.
Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya prevalensi stunting di Kecamatan Paal Merah adalah, kurangnya pengetahuan ibu tentang stunting.
Banyak ibu yang tidak mengetahui tanda-tanda stunting, dan tidak menyadari pentingnya memberikan asupan gizi yang baik, bagi anak-anak mereka.
BACA JUGA:Capai 19.711 Pengunjung Kunjungan Taman Hutan Kota Muhammad Sabki
BACA JUGA:Resep Daging Masak Bumi Hangus Samarinda, Hitam tapi Manis
“Tantangannya mungkin banyak anak-anak yang stunting ini, ibunya tidak terbuka, karena jarang laporan ke Puskesmas,” terang Kasi Kesos Kecamatan Paal Merah, Guntur Haritia Putra.
“Jadi kader kader Posyandu yang harus menjemput ke lapangan untuk datang mengunjungi,” timpalnya.
Selain itu, faktor budaya dan sosial juga turut menyebabkan kurangnya keterbukaan dari para ibu.
“Di beberapa komunitas, masih ada stigma yang melekat pada anak stunting, sehingga para ibu enggan membawa anak mereka ke Puskesmas untuk diperiksa,” jelasnya.
Kurangnya keterbukaan dari para ibu ini menjadi tantangan tersendiri, bagi petugas kesehatan dalam menangani stunting.
Petugas kesehatan harus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesadaran ibu, tentang stunting dan mendorong mereka untuk membawa anak-anak mereka ke Puskesmas.
“Kalau dari PKK, kami ngasih sosialisasi untuk pencegahan stunting, ngasih bingkisan asupan, seperti biskuit telur dan lain-lain,” jelasnya.