Kemenkes Bagikan Tips Cegah Penularan Dengue Usai Banjir

Warga mengendong anaknya saat melintasi banjir di Kebon Pala, Jakarta.-ANTARA FOTO/I GEDE FERLIAN SEPTA WAHYUSA-
JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan pentingnya langkah-langkah pencegahan penularan penyakit demam berdarah dengue (DBD) setelah terjadinya bencana banjir.
Langkah utama adalah dengan menghindari genangan air yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk penyebab dengue.
Direktur Penyakit Menular Kemenkes, Ina Agustina Isturini, menjelaskan bahwa salah satu cara pencegahan paling efektif adalah memastikan lingkungan sekitar rumah tetap bebas dari genangan air, terutama pada wadah atau tempat penampungan air.
"Pastikan kita menjaga kebersihan dengan mencuci tangan dan kaki menggunakan sabun dan air bersih setelah terkena air banjir. Yang paling penting adalah menghindari genangan air," ujar Ina di Jakarta.
BACA JUGA:Fokus Tingkatkan Penerimaan PKB dan BBNKB, Walikota Maulana Tekankan Kolaborasi Antar Instansi
BACA JUGA:4 Resep Kue untuk Berbuka Puasa, Manis dan Bikin Ketagihan
Untuk mencegah berkembangnya nyamuk, Ina menyarankan agar tempat penampungan air segera dikuras dan ditutup rapat, sehingga tidak menjadi tempat berkembang biak bagi nyamuk.
Selain itu, masyarakat juga dapat memanfaatkan tanaman seperti lavender atau ikan cupang, yang dapat mengusir atau memakan jentik nyamuk.
"Penting juga untuk memastikan saluran air dan talang berfungsi dengan baik untuk menghindari genangan air yang bisa menjadi tempat berkembangnya nyamuk. Kami mendorong gotong royong masyarakat untuk melakukan pembersihan rutin," tambah Ina.
Di dalam rumah, Ina menyarankan untuk memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi guna menghalangi masuknya nyamuk.
BACA JUGA:Pengangkatan CPNS Bungo Formasi 2024 Ditunda
BACA JUGA:Objek Wisata Dikelola Pihak Ketiga, Dinas Periwaita Optimis Target PAD Tercapai
Jika menggunakan obat nyamuk, pastikan produk tersebut terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Selain itu, penggunaan pakaian lengan panjang dan kaus kaki saat berada di luar rumah juga dapat mengurangi risiko gigitan nyamuk.
Kementerian Kesehatan juga telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor HK.02.02/C/261/2025 tentang kewaspadaan terhadap peningkatan kasus demam berdarah dengue dan chikungunya pada 2025.
Surat Edaran tersebut mengimbau masyarakat dan institusi untuk melaksanakan PSN 3 M plus (menguras, menutup, mendaur ulang) secara serentak setiap minggu, serta Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J) untuk mencegah penularan dengue.
"Kegiatan ini harus menjadi gerakan masif yang terorganisir dan berkesinambungan," ujar Ina.
BACA JUGA:Satgas Pangan Temukan Dugaan Kecurangan, Takaran Minyakita Ditemukan 900 Ml
BACA JUGA:Miliki Honda Vario 125, Mulai Hanya Rp 1,8 Juta Sekarang
Selain itu, Kemenkes juga terus melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai pencegahan, tanda-tanda bahaya, dan cara penanganan mandiri di rumah.
Dinas Kesehatan dan instansi terkait juga siaga untuk merespons cepat laporan kasus dengue dengan menyediakan buffer logistik seperti rapid diagnostic test, larvasida, dan insektisida.
Kementerian Kesehatan juga memanfaatkan teknologi nyamuk Aedes aegypti Wolbachia untuk pencegahan dengue. Teknologi ini, yang telah diuji di Yogyakarta dan beberapa negara seperti Brasil, Australia, dan Vietnam, terbukti efektif menurunkan kasus dengue.
Di Yogyakarta, teknologi ini berhasil menurunkan kasus dengue sebesar 77% dan mengurangi lama rawat inap rumah sakit hingga 86%.
BACA JUGA:Ratusan Rumah di Tahtul Yaman Terendam, Ketinggian Air Capai 3 Meter