Gelombang Tongkang Batu Bara Rusak Kerambah Ikan, Warga Tanjung Raden Ajukan Tuntutan
Masa tuntut Gubernur Jambi untuk menutup akses jalur sungai yang dilalui tongkang batu bara. --Jambione.com
JAMBIKORAN.COM - Organisasi Masyarakat Jaringan dan Gerakan untuk Aspirasi Rakyar (Jaguar) bersama warga Kelurahan Tanjung Raden, Kecamatan Danau Teluk mengajukan tuntutan kepada Gubernur Jambi untuk menutup akses jalur sungai yang dilalui tongkang batu bara.
Warga khawatiratas dampak negatif yang dialami petani kerambah ikan di bantaran Sungai Batanghari.
Koordinator Lapangan JAGUAR bernama Iwan menyampaikan bahwa aktivitas tongkang batu bara yang melintasi sungai menyebabkan gelombang besar yang berdampak buruk bagi kerambah ikan.
Gelombang tersebut membuat ikan stres, sehingga mengganggu pola makan dan pertumbuhan ikan yang mengarah pada kematian massal.
BACA JUGA:Sampah Menggunung di Kerinci, Pemkab Didesak Prioritaskan Lingkungan
BACA JUGA:Bagnaia dan Marquez Tak Gentar
“Kami meminta agar Gubernur Jambi memperhatikan nasib petani kerambah. Jika tuntutan kami tidak dipenuhi, kami sangat terpaksa menutup akses jalur sungai dengan cara kami sendiri,” tegas Iwan, Jumat, 2 Agustus 2024.
Salah satu petani kerambah, Rahman, menambahkan bahwa dampak dari gelombang yang ditimbulkan oleh tongkang batu bara sangat merugikan.
Rahman menjelaskan bahwa ikan mengalami stres yang mengakibatkan penurunan nafsu makan dan pertumbuhan yang tidak optimal.
Akibatnya, banyak ikan yang mendekati masa panen mati mendadak.
BACA JUGA:Chelsea Setuju Lepas Gallagher ke Atletico Madrid
BACA JUGA:Bordeaux Merosot ke Divisi Dua Liga Amatir
"Efek dari gelombang besar ini membuat pertumbuhan ikan tidak sesuai dengan waktu panen yang diharapkan, dan ikan yang ada terlihat lebih kecil dari biasanya," ujar Rahman.
Warga dan JAGUAR menekankan pentingnya perhatian dan tindakan segera dari pihak berwenang untuk mengatasi masalah ini agar tidak ada kerugian lebih lanjut bagi petani kerambah dan ekosistem sungai.