Istana Pastikan Aparat Pemukul Warga di Samarinda Bukan Anggota Paspampres
Ilustrasi pengeroyokan-Cristien Matondang-ZonaSultra.Id
JAMBIKORAN.COM – Istana Kepresidenan menegaskan bahwa, aparat keamanan yang diduga memukul perut seorang warga saat berswafoto dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Samarinda, Minggu (8/9), bukanlah anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).
Hal ini disampaikan oleh Deputi Protokol dan Pers Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana.
Yusuf menjelaskan bahwa pengamanan terhadap Presiden melibatkan beberapa unsur, dengan Paspampres bertanggung jawab di Ring 1, sementara Ring 2 dan 3 dikelola oleh personel TNI/Polri.
"Kami telah melakukan koordinasi dengan pihak Paspampres, dan dapat dipastikan bahwa tidak ada tindakan pemukulan oleh anggota Paspampres. Kami akan mengecek lebih lanjut dengan Tim Pengamanan Wilayah terkait kejadian ini," ujar Yusuf, Selasa (10/9).
Yusuf menekankan bahwa, Paspampres selalu menjalankan tugas dengan pendekatan yang humanis dan tetap waspada untuk menjaga keselamatan Presiden, sejalan dengan arahan Presiden Jokowi.
"Presiden selalu menekankan pentingnya sikap yang humanis dalam menjalankan tugas pengamanan," tambahnya.
Meskipun demikian, Yusuf mewakili pihak Istana Kepresidenan menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas insiden yang terjadi.
Ia juga menyampaikan l, apresiasi atas antusiasme warga yang selalu menyambut Presiden dengan hangat dalam setiap kunjungannya ke berbagai daerah.
"Kejadian ini akan menjadi bahan evaluasi dan pembelajaran bagi kami," tegas Yusuf.
Sebelumnya, sebuah video viral di media sosial memperlihatkan seorang pemuda mengaku mengalami pemukulan di perut oleh aparat keamanan setelah mencoba mendekati Presiden Jokowi untuk berfoto bersama.
Insiden tersebut terjadi ketika Jokowi menghadiri acara pembukaan MTQ Nasional XXX Tahun 2024 di Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (8/9) malam.
Pemuda tersebut mengungkapkan kekecewaannya karena menurutnya, Presiden Jokowi tidak mempermasalahkan keberadaannya saat diminta berswafoto.
"Untung saya tidak apa-apa, tapi pukulannya keras. Presiden saja tidak keberatan, kenapa saya dipukul oleh aparat pengamanannya?" ungkap pemuda itu.(*)