Sejumlah Rumah Warga di Kumpeh Ulu Retak Akibat Aktivitas Seismik Sumur PPS-X25
Kondisi salah satu rumah warga yang retak Akibat aktivitas seismik sumur PPS-X25 oleh Pertamina.-IST/ Jambi Independent-
SENGETI - Akibat aktivitas pengeboman atau seismik dari Pertamina, puluhan rumah yang berada di Kecamatan Kumpeh Ulu, Muaro Jambi alami retak- retak.
Warga yang rumahnya mengalami keretakan, menuntut ganti rugi kepada pihak Pertamina.
Kepala Desa Kota Karang, Kecamatan kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi, Abdul Ghafur ketika dikonfirmasi membenarkan, adanya rumah warganya yang mengalami retak yang diduga akibat aktivitas seismik dari Pertamina.
BACA JUGA:BKKBN: Makan Bergizi Gratis Tingkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat
BACA JUGA:Megawati: Dunia Perlu Kerja Sama Atasi Geopolitik dan Global Warming
"Khusus di RT 03 ada 15 rumah. Belum lagi di RT lainnya," kata Abdul Gofur.
Menurut dia, Pertamina memang Tengah melakukan pengeboran. Rumah yang terdampak itu, berada di radius 50 hingga 100 meter dari aktivitas.
Namun demikian, pemerintah Desa telah melakukan pertemuan dengan pihak Pertamina, dan mereka berjanji akan bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
"Sekarang kita juga telah melakukan rapat dan membentuk tim untuk melakukan investigasi terhadap rumah yang terdampak," imbuhnya.
Sementara itu, Jufri warga RT 03 yang dijumpai di lokasi menyebut, jika keretakan tersebut membuat warga cemas.
Apalagi kondisi rumah warga ada yang sudah hampir terbelah.
"Sangat khawatir sekali. Takut seketika rumah ini ambruk," kata Jufri.
Menurut dia, keretakan rumah tersebut diyakini karena adanya aktivitas pengeboran minyak yang dilakukan oleh pihak Pertamina. Apalagi lokasinya tak jauh dari pemukiman warga.
Terkait kerusakan ini, masyarakat meminta pihak terkait untuk bertanggung jawab atas kejadian ini. Selain itu, masyarakat juga meminta agar pemerintah Kabupaten Muaro Jambi hadir di tengah masyarakat untuk memberikan solusi apa dan bagaimana langkah yang bakal ditempuh.
"Kami minta pihak terkait untuk bertanggung jawab. Mungkin sudah lebih dari 20 rumah yang mengalami keretakan seperti ini," tandasnya.
Sementara itu, sebagai upaya mendukung target produksi minyak nasional 2030 sebesar 1 juta barel per hari, Pertamina EP Jambi Field aktif melakukan pengeboran di tahun 2024.
Dari rilis yang diterima, pada semester kedua, Pertamina EP Jambi Field memenuhi amanat negara dengan rencana pengeboran delapan sumur baru.
BACA JUGA:Al Haris Sebut Pengaturan Transportasi Batubara Jadi PR bagi Pemerintah
BACA JUGA:Semarak Opening Party Dapat Apresiasi Dari Gubernur Jambi
Fokus pengeboran berada di struktur Puspa Asri, salah satunya yang saat ini sedang dikerjakan adalah, sumur PPS-X25 yang berlokasi di Desa Kota Karang, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi.
Dengan pengeboran sumur-sumur baru ini diharapkan produksi Pertamina EP Jambi yang saat ini berada di angka 4500 BOPD dapat meningkat sesuai target 2024, yakni sebesar 4800 BOPD.
"Safety adalah prioritas kami, baik untuk pekerjaan ini maupun masyarakat di sekitar. Karena itu kami telah melakukan koordinasi dan sosialisasi kepada masyarakat melalui pemerintah desa,” kata Comrel & CID Officer Pertamina Hulu Rokan Zona 1 Afrianto mengatakan.
Bersama pihak desa, rumah-rumah warga yang berpotensi terdampak telah di data pada Juli lalu.
Selanjutnya, apabila ada rumah warga terdampak dapat disampaikan melalui Pemerintah Desa.
Pertamina EP Jambi Field bersama pemerintah desa terus melakukan monitoring selama pekerjaan ini berlangsung.
“Setiap prosesnya kami jalankan sesuai prosedur operasi migas. Pertamina berkomitmen menjalankan operasi produksi yang aman dan memperhatikan dampak ke masyarakat,” pungkasnya.
Apabila ada rumah warga terdampak, Pertamina Jambi Field juga siap untuk bermusyawarah dan bertanggung jawab.(jun/zen)