Pernikahan Dini Jadi Penyebab Stunting
STUNTING : Pernikahan dini menjadi penyebab stunting di Tanjab Barat.-Khairul Umam/ Jambi Independent-
KUALATUNGKAL - Salah satu faktor tinggi angka stunting di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjab Barat) adalah banyaknya masyarakat yang belum memahami dampak dari menikah diusia dini.
Hal itulah yang menjadi sorotan Pjs Bupati Tanjab Barat Mhd Fery Kusnadi. Dia menyebut, masalah pernikahan dini yang turut menjadi faktor penyebab tingginya angka stunting disuatu daerah.
BACA JUGA:Delapan Ruko di BBC Muara Bulian Terancam Disegel, Ini Penyebabnya
BACA JUGA:4 Lokasi Kampanye Akbar di Batanghari
Menurutnya, pernikahan dini tidak hanya berdampak pada stunting, tetapi juga pada kemiskinan ekstrem dan tingginya angka kematian ibu.
"Pernikahan dini memberikan dampak yang besar terhadap stunting, kemiskinan ekstrem, dan kematian ibu," ujarnya, Senin, 30 September 2024.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa tidak semua pasangan yang menikah layak untuk segera hamil karena kondisi fisik dan kesehatan mereka belum tentu memadai.
Akan tetapi kata dia untuk mengatasi masalah ini, dirinya mengajak seluruh pihak, termasuk dinas kesehatan, OPD, dan para kader posyandu, untuk melakukan pendekatan persuasif kepada masyarakat, terutama dalam hal edukasi kesehatan dan pentingnya penundaan kehamilan pada usia dini.
"Kita harus menggunakan pendekatan persuasif dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat,"ungkapnya.
Ia bilang, edukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan ibu dan anak serta bahaya pernikahan dini harus terus ditingkatkan. "Ini adalah tugas kita bersama untuk membuat perubahan yang lebih baik," tegasnya.
BACA JUGA:Sampah Menumpuk di Aliran Sungai Desa Suka Maju Tanjab Timur Rawan Banjir
BACA JUGA:Akan Evaluasi Pembinaan untuk MTQ, Pemkab Tanjabbar Beri Bonus untuk Kafilah
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Rusdi, menyampaikan hasil pelaksanaan kegiatan penimbangan dan pengukuran balita stunting per Puskesmas pada Agustus 2024.
"Total jumlah balita stunting di Tanjab Barat pada Agustus 2024 tercatat sebanyak 862 jiwa, mengalami penurunan dari 993 jiwa pada Agustus 2023. Dan dari data tersebut bahwa wilayah pesisir dengan kondisi lahan gambut masih menjadi daerah dengan angka stunting tertinggi,”pungkasnya. (Rul/Viz)