Ekonomi RI Tetap Resilien, Di Tengah Ketidakpastian Global
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan keterangan saat konferensi pers APBN KiTa edisi April 2024 di Jakarta, Jumat (26/4/2024). Berdasarkan data Kementerian Keuangan hingga 31 Maret 2024, posisi APBN mengalami surplus sebesar Rp8,1 triliun atau 0,04 p-ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S (ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S) -Jambi Independent
Jakarta- Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Sri Mulyani Indrawati menilai ekonomi Indonesia tetap resilien, bahkan masih mampu untuk tumbuh di atas 5 persen pada tahun 2024 meskipun di tengah meningkatnya gejolak atau ketidakpastian global.
“Di tengah dinamika ketidakpastian global tersebut kinerja ekonomi Indonesia masih cukup resilien. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2024 diperkirakan akan tetap berada di atas 5 persen dan lebih baik dibandingkan triwulan IV- 2023,” kata Sri Mulyani yang juga Menteri Keuangan RI saat konferensi pers KSSK di Jakarta, Jumat.
Menurutnya, penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini didukung oleh permintaan domestik yang tetap kuat, baik dari sisi konsumsi pemerintah, konsumsi rumah tangga, dan konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT).
Hal tersebut juga seiring dengan momentum penyelenggaraan Pemilu 2024, serta dorongan dari kebijakan APBN yang menaikkan gaji ASN, pemberian Tunjangan Hari Raya (THR).
BACA JUGA:Komisi II DPR Panggil KPU, Evaluasi Pemilu pada 15 Mei
BACA JUGA:Ini Pesan Sule Untuk Rizky Febian yang Sebentar Lagi Akan Menikah
“Tunjangan Hari Raya dengan tunjangan kinerja 100 persen memberikan dukungan pada belanja pemerintah yang memperkuat belanja masyarakat atau daya beli masyarakat,” ujarnya.
Dari sisi inflasi, menurut Menteri Keuangan tersebut, inflasi Indonesia masih terjaga di kisaran sasaran 2,5 plus minus 1 persen. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Indeks Harga Konsumen April 2024 tercatat sebesar 0,25 persen (mtm), sehingga secara tahunan menjadi 3,00 persen (yoy).
Inflasi dari volatile food dan administered price juga menurun menjadi 9,63 persen dan 1,54 persen secara tahunan (yoy).
“Ke depan, pemerintah dan Bank Indonesia akan terus menjaga inflasi IHK agar tetap dalam sasaran,” tutur Bendahara Negara tersebut.
BACA JUGA:Menko Marves Ingatkan Prabowo Tak Bawa Orang-orang Beracun ke Dalam Pemerintahannya
BACA JUGA:Viral Longsor
Lebih lanjut dalam paparannya, pertumbuhan ekonomi global tahun ini diperkirakan relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.
Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan ekonomi global stagnan di level 3,2 persen (yoy) tahun ini. Sementara itu, perekonomian Amerika Serikat (AS) tumbuh pada level 2,5 persen (yoy) untuk tahun 2023 dan diperkirakan akan menguat 2,2 persen di tahun 2024.