Novel Tere Liye Kedua Serial Bumi, Berjudul Bulan Membuat Pembaca Kaget dengan Endingnya

Selasa 21 May 2024 - 10:03 WIB
Reporter : Nurdiana Wanti
Editor : Yolanda Permata

Jambikora.com - Novel kedua serial Bumi karya Tere Liye berjudul 'Bulan'. Novel ini melanjutkan kisah perjalanan tiga sahabat, yaitu Raib, Seli, dan Ali. Setelah mereka mendarat di klan bulan di novel Bumi. Dan kembali lagi ke bumi, pulang membawa sarung tangan dari masing-masing klan asal mereka. Raib yang merupakan putri bulan, keturunan murni. Mendapatkan sarung tangan ajaib klan bulan. Seli yang merupakan petarung hebat, mendapatkan sarung tangan klan matahari. Sedangkan Ali tidak mendapatkan apa-apa, karena Av (kepala perpustakaan sentral) tidak menyimpan sarung tangan klan bumi.

Setelah pulang, Raib, Seli, dan Ali menunggu kedatangan Miss Selena. Yang berjanji akan pulang ke klan bumi dan menemui mereka lagi. 

Penantian itu cukup lama, hingga Miss Selena datang membawa pesan dari klan bulan. Raib, Seli, dan Ali ikut ke klan matahari untuk membahas hal yang penting. Mereka berangkat dengan senang hati. Rumah Seli menjadi tempat mereka berkumpul dan menuju klan matahari, karena Mama Seli juga berasal dari klan matahari, dan Papa Seli dari klan bumi menerima fakta itu. Raib berbohong kepada Papa dan Mamanya ketika akan berangkat ke klan matahari, ia mengatakan akan ikut berlibur bersama Papa dan Mama Seli selama seminggu.

Rombongan yang ke klan matahari ternyata ada Ily, putra pertama Ilo. Yang membantu Raib, Seli, dan Ali ketika di klan bulan. Sesampainya mereka di klan matahari melewati portal antar klan. Ternyata di klan matahari sedang festival mencari bunga matahari.

BACA JUGA:Novel Pertama Serial Bumi Tere Liye, Pijakan Awal untuk Membaca Series Selanjutnya

BACA JUGA:Ini Dia, Beberapa Novel Tentang Persaudaraan Karya Tere Liye

Singkat cerita, petinggi klan matahari meminta perwakilan rombongan klan bulan mengikuti atau menjadi peserta dari acara tersebut.

Setelah berdiskusi, akhirnya Raib, Seli, Ali, dan Ily menjadi peserta festival tersebut. Mereka menaiki tunggangan harimau putih, yang berasal dari klan bulan.

Hampir seminggu mereka berkelana di hutan klan matahari, bertemu hewan buas, tumbuhan mematikan, dan banyak peristiwa yang membuat mereka  seperti antara hidup dan mati.

Dengan mengikuti festival tersebut, mengajarkan mereka untuk hidup dan bertahan di hutan. Melawan musuh dan juga saling menjaga satu sama lain. Mengetahui nilai persahabatan yang sesungguhnya. Bertemu dengan orang yang senang membantu mereka. Ketika hari terakhir festival. Raib, Seli, Ali, dan Ily memacu laju harimau mereka menuju ke bunga matahari itu mekar.

Ketika ditemukan, sudah ada rombongan lain yang datang lebih dulu. Ketika mereka sampai, petinggi klan matahari juga menuju ke sana memaki portal. Petinggi tersebut ternyata memiliki niat jahat, ingin memiliki bunga matahari tersebut dan meminta untuk membuka penjara bayangan di bawah bayangan, agar Si Tanpa Mahkota (yang ditakuti oleh penduduk klan bulan dan klan matahari) bebas.

BACA JUGA:Ini Dia, Tiga Novel Tere Liye yang Wajib Kamu Baca!

BACA JUGA:Fakta Menarik Tentang Tere Liye, Penulis Puluhan Novel Terkenal

Sebelum itu terjadi, Hana pemilik rumah yang halamannya menjadi tempat mekar bunga matahari. Berusaha mati-matian agar bunga matahari tak jatuh ke tangan yang salah. Raib dan yang lain juga melawan petinggi klan matahari. 

Tercetus lah peperangan di antara mereka. Hingga di detik terakhir, Hana berteriak kepada Ily, agar mengambil bunga matahari, meminta penjara tersebut tertutup kembali setelah dibuka. Karena hanya Ily yang dekat dengan bunga tersebut, sedangkan yang lain sedang bertarung.

Kategori :