JAMBIKORAN.COM - Pijat merupakan salah satu metode terapi yang banyak dilakukan masyarakat Indonesia.
Bukan hanya untuk meredakan pegal, tak sedikit orang memilih pijat apabila mengalami cedera, seperti keseleo, dislokasi, dan sebagainya.
Dokter spesialis bedah orthopedi & traumatologi Siloam Hospitals Mampang dr. Langga Sintong, Sp.OT(K) menekankan pentingnya mengetahui penyebab cedera sebelum memberikan terapi pijat.
"Poin pertama, kita kenali dulu cederanya apa. Jadi ini daripada kita latihan, terus cedera, kalau kita pijat, justru akan menambah cedera tersebut," ucapnya pada media gathering di RS Siloam Mampang.
BACA JUGA:Usia Berapa Bayi Boleh Dipijat? Berikut Penjelasannya
BACA JUGA:Mom's Wajib Tahu! Pada Usia Berapa Bayi Boleh Dipijat untuk Stimulasi
Selain itu, pemberian pijat pada saat terjadinya cedera dapat menambah nyeri pada pasien.
Padahal, di ilmu fisioterapi sendiri juga terdapat metode pijat untuk orang yang cedera.
Namun, hal ini perlu dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu sebelum dilakukan penanganan.
Prof. Dr. dr. Andri Lubis, Sp.OT(K) menambahkan, "Masalah pijat ini memang harus dibedakan. Kalau pijat buat patah tulang, memang berbahaya."
Pasalnya, kesegarisan tulang bisa berubah dan semakin memperparah kondisi.
BACA JUGA:Apakah Boleh Mengurut Kaki yang Keseleo?
BACA JUGA:Kaki Kamu Keseleo? Ini 8 Tips Ampuh Menghilangkan Bengkak di Pergelangan Kaki Akibat Keseleo
"Apalagi belum dirontgen, langsung dipijat. Ini perlu hati-hati," ujarnya.
Pada prinsipnya, lanjut Andri, bagian tubuh baru mengalami cedera perlu diistirahatkan terlebih dahulu.