Waktu memilih jurusan itu Kevin punya kendala besar: ia tidak bisa menggambar. Pun tidak menyukai menggambar. Profesor di kampus itu yang mengubah cara berpikirnya.
BACA JUGA:Simak! 5 Tips Liburan Musim Panas Agar Tetap Fresh
BACA JUGA:Yuk Cobain! 5 Resep Sop Daging Sapi Enak dan Gurih
"Saya tidak bisa menggambar," ujar Kevin pada profesor itu.
"Justru kalau kamu sudah bisa menggambar untuk apa ambil jurusan ini."
"Tapi nilai saya nanti kan jelek?" tanya Kevin.
"Di sini nilai tidak ditentukan oleh kualitas gambar. Tapi seberapa maju perkembangan Anda dalam menggambar. Dulu bisa apa, sekarang sudah bisa apa."
BACA JUGA:8 Tips Hubungan Langgeng LDR, Dijamin Awet!
BACA JUGA:Kini WhatsApp Android Bisa Kirim Foto HD Secara Otomatis
Ucapan pendidik seperti itu yang membuat tekad Kevin bulat di jurusan special effect. Guru menghidupkan minat siswa.
Tiba di San Fransisco kami tidak menginap di rumah teman lama maupun teman baru. Saya menginap di rumah temannya teman. Agak sungkan juga dapat gratisan jenis itu.
Ia teman satu kelas suaminya Janet. Tinggalnya di Palo Alto. Di kawasan Silicon Valley. Tidak jauh dari kampus Stanford University.
Ia juga punya rumah di Beijing. Istrinya lagi pulang ke Beijing. Anak pertamanya sudah kerja di New York. Yang kedua kuliah di kota lain. Ia lagi bujangan. Kamarnya lima. Halaman belakangnya bisa untuk senam dansa.
BACA JUGA:Komika Marshel Widianto Diusung Gerindra Jadi Calon Wakil Wali Kota Tangsel 2024
BACA JUGA:4 Cara Mengembalikan Chat WA yang Terhapus Permanen
Rumahnya di Beijing di dekat universitas terbaik di Tiongkok: Tsinghua University. Yang di California dekat Stanford.