JAMBIKORAN.COM - Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, membenarkan bahwa partainya akan mencalonkan Ahmad Riza Patria dan Marshel Widianto sebagai pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota pada Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Pilwalkot Tangsel) 2024.
Dasco menyampaikan hal ini saat dimintai konfirmasi mengenai poster yang menampilkan duet Riza Patria dan Marshel. Pada poster tersebut, terdapat tulisan "AM:PM" singkatan dari "Ariza Marshel Pasti Menang" untuk Tangsel. "Gerindra akan mengusung pasangan Ariza Patria-Marshel Widianto untuk maju di Tangsel," kata Dasco saat dikonfirmasi oleh wartawan di Jakarta, Sabtu 6 Juni 2024. Dasco mengungkapkan alasan Gerindra menduetkan Riza Patria dengan Marshel, salah satunya karena keduanya dianggap sebagai sosok yang mumpuni dan mampu memenuhi harapan warga Tangsel. BACA JUGA:Simak! Ini Dia 3 Makanan Warisan Budaya dari Kawasan Muaro Jambi, Berusia Ribuan Tahun! BACA JUGA:Simak! Cara Mengetahui Password WiFi Laptop Bagi Pemula "Kedua orang ini merupakan figur yang tepat untuk memenuhi harapan sebagian besar rakyat Tangsel yang menginginkan kemajuan," kata Dasco. Sebelumnya, Partai Gerindra Kota Tangerang Selatan (Tangsel) secara resmi mengusung komika Marshel Widianto sebagai calon Wakil Wali Kota Tangsel pada Pilwalkot 2024. Sekretaris Jenderal DPC Partai Gerindra Tangerang Selatan, Yudi Budi Wibowo, menjelaskan bahwa keputusan untuk mengusung Marshel diambil setelah rapat koordinasi cabang dan silaturahmi kader bersama Ketua Harian DPP Gerindra. "Hasil keputusan ini akan kami sampaikan dan komunikasikan kepada partai-partai lain untuk membentuk koalisi ke depannya. Gerindra memiliki enam kursi di DPRD Tangsel dari syarat minimal sepuluh kursi, sehingga kami masih kurang empat kursi. Kami akan berkomunikasi dengan partai lain," ujarnya di Tangsel, Jumat 21 Juni 2024. Marshel dipilih sebagai calon karena dianggap dapat menarik dukungan dari generasi Z dan milenial. Terkait adanya pro dan kontra terhadap keputusan ini, Yudi menganggapnya sebagai hal yang biasa dalam proses politik. "Pro dan kontra itu hal yang biasa. Tidak suka atau suka merupakan hal yang bersifat individual. Bagi kami, pencalonan Marshel didasarkan pada pertimbangan yang matang. Setiap orang memiliki sisi baik dan buruk dalam sejarahnya, sisi gelap dan terang," ungkap Yudi. (*)
Kategori :