"Kita memiliki cukup makanan untuk diberikan kepada orang-orang di seluruh dunia dan ada solusi untuk memberantas bencana mengerikan ini," katanya.
BACA JUGA:Dua Staf Timnas Kanada Dipulangkan dari Olimpiade Usai Skandal Drone
BACA JUGA:Ejekan Suporter Warnai Kekalahan Argentina dari Maroko di Pembuka Olimpiade Paris 2024
Sembari menggarisbawahi fakta bahwa negara-negara yang menghadapi "tingkat kelaparan yang tinggi cenderung miskin, terlilit hutang yang besar, bahkan dieksploitasi," mereka menyebutkan bahwa negara-negara tersebut juga "paling rentan" terhadap guncangan yang terkait iklim dan ekonomi.
"PBB saat ini mengidentifikasi adanya kekurangan triliunan dolar AS yang dibutuhkan untuk mengakhiri kelaparan," katanya.
"Hanya tindakan politik yang berani yang dapat mengisi kekosongan tersebut," tambah mereka.
Oxfam mencatat bahwa pembiayaan swasta hanya dapat mengatasi sebagian kekurangan, sehingga hal tersebut menggarisbawahi perlunya pendanaan publik yang lebih besar, terutama bagi petani kecil di negara-negara miskin.
BACA JUGA:Simak! Jadwal Lengkap LPDP 2024 Tahap 2, Mulai dari Pendaftaran Hingga Pengumuman Hasil Seleksi
BACA JUGA:Mascherano Sebut Laga Argentina vs Maroko Seperti 'Sirkus'
Skema perlindungan sosial yang lebih kuat, keringanan utang berskala luas, dan perlunya negara-negara kaya untuk memenuhi janji pendanaan mereka terhadap isu kemanusiaan dan iklim juga diperlukan, kata Oxfam.
"Orang-orang termiskin di dunia menanggung konsekuensi kelaparan paling tinggi. Kita membutuhkan perubahan kebijakan struktural dan sosial yang lebih mendalam untuk mengatasi semua penyebab kelaparan, termasuk ketidakadilan ekonomi, perubahan iklim, dan konflik," desak lembaga tersebut. (ANTARA)