JAMBIKORAN.COM - Depresi adalah kondisi medis serius yang mempengaruhi suasana hati, pikiran, dan emosi seseorang, sering kali membuat sulit bagi seseorang untuk merasakan kebahagiaan atau melihat solusi untuk masalahnya.
Bagi mereka yang mengalami depresi, sangat penting untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai, meskipun perawatan sebelumnya mungkin tidak berhasil. Tingkat keparahan depresi bervariasi dan biasanya dikategorikan menjadi ringan, sedang, atau berat.
Dikutip dari Better Help, Jumat 16 Agustus 2024, meskipun tidak semua orang yang mengalami depresi mencoba bunuh diri, risikonya meningkat jika ada faktor-faktor tambahan seperti penyalahgunaan alkohol atau narkoba. Beberapa faktor yang dapat memperbesar risiko bunuh diri termasuk upaya bunuh diri sebelumnya, riwayat keluarga dengan kasus serupa, stres yang berkepanjangan, serta akses ke senjata atau obat-obatan berbahaya.
BACA JUGA:Menkes Budi Gunadi Bahas Kasus Bunuh Diri Dokter Muda di Undip
BACA JUGA:Pencalonan Ketum Golkar akan Dirembukkan
Pikiran untuk bunuh diri, baik berupa dorongan untuk menyakiti diri sendiri atau mengakhiri hidup, sering dikaitkan dengan depresi. Pikiran ini dapat muncul pada siapa saja, terutama ketika menghadapi rasa sakit emosional yang mendalam dan merasa tidak ada jalan keluar.
Faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan risiko bunuh diri termasuk usia, jenis kelamin, kondisi kesehatan fisik dan mental yang buruk, riwayat kekerasan, sejarah bunuh diri dalam keluarga, pengalaman traumatis, serta pergaulan dengan individu yang mendukung tindakan tersebut.
Tanda-tanda peringatan bunuh diri meliputi perasaan putus asa, merasa terjebak, sakit emosional atau fisik yang tak tertahankan, rendah diri, menarik diri dari interaksi sosial, dan menyusun rencana untuk mengakhiri hidup.
Pada anak-anak dan remaja, tanda-tanda tersebut mungkin berupa pembicaraan tentang bunuh diri, menulis tentang kematian, atau memberikan barang-barang berharga kepada orang lain.
Namun, ada beberapa faktor pelindung yang bisa membantu mencegah pikiran atau tindakan bunuh diri, seperti dukungan dari keluarga dan teman, keterhubungan dengan komunitas, kepercayaan spiritual, akses ke perawatan medis, serta kemampuan dalam memecahkan masalah.
BACA JUGA:Target Belanja Negara dalam RAPBN 2025 Sebesar Rp 3.613,1 Triliun, Berikut Rinciannya
BACA JUGA:Pesan Gubernur Al Haris Saat Melepas Delegasi PWI Jambi ke Porwanas
Orang tua dan keluarga harus waspada terhadap tanda-tanda peringatan ini, berbicara terbuka dengan anak tentang perasaannya, serta memastikan senjata dan zat berbahaya disimpan dengan aman. Jika anak menunjukkan tanda-tanda depresi atau risiko bunuh diri, sangat penting untuk segera mencari bantuan medis dan meningkatkan pemahaman tentang masalah ini.
Dengan perawatan yang tepat, dukungan sosial, dan waktu, banyak orang yang pernah mempertimbangkan atau mencoba bunuh diri dapat menemukan kembali makna dalam hidup. Penting diingat bahwa bunuh diri seringkali dipengaruhi oleh berbagai faktor, bukan hanya satu kejadian.
Selain kondisi kesehatan mental, faktor-faktor lain yang bisa meningkatkan risiko termasuk penyalahgunaan zat, masalah kesehatan kronis, perasaan terisolasi, kehilangan, dan paparan terhadap tindakan bunuh diri orang lain. (*)