Airlangga Hartarto Ungkap Indonesia Siap Menerapkan Bahan Bakar Diesel B40 pada 2025

Rabu 25 Sep 2024 - 15:03 WIB
Reporter : Irma Suryani
Editor : Rizal Zebua

JAMBIKORAN.COM - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa Indonesia siap menerapkan biodiesel B40 yang dijadwalkan mulai 1 Januari 2025. Biodiesel B40 merupakan bahan bakar dengan 40 persen minyak kelapa sawit dan 60 persen solar. 

Penyaluran Biodiesel B40 akan dimulai pada 1 Januari 2025, dan menurut Airlangga, kesiapan penerapan B40 sudah terjamin karena Indonesia saat ini telah menggunakan B35. Biodiesel tersebut akan memanfaatkan 54,52 juta kiloliter minyak sawit, sekaligus mengurangi impor solar dan menyelamatkan devisa hingga Rp404,32 triliun.

"Kesiapan (BBM) B40 sih sudah siap karena kita sekarang B35. Biodiesel ini memanfaatkan 54,52 juta kiloliter dan mengurangi impor solar. Devisa yang diselamatkan adalah Rp404,32 triliun," ucap Airlangga di Green Initiative Conference 2024, di Jakarta, Selasa 24 September 2024.

Implementasi B40 membutuhkan lebih banyak pasokan crude palm oil (CPO), dan Airlangga memastikan bahwa stok CPO sudah mencukupi untuk kebutuhan tersebut.

BACA JUGA:Jokowi Groundbreaking Proyek Investor Asing Pertama di IKN, Sekaligus Ajak Investor Masuk IKN

BACA JUGA:Investasi Rp 300 Miliar: Magnum Resort Nusantara Tandai Kepercayaan Investor pada IKN

"Cukup, (CPO) cukup. Sekarang kan (sudah biodiesel) B35," katanya.

Sejak Februari 2023, Indonesia telah menerapkan B35, yaitu campuran 35 persen minyak kelapa sawit dan 65 persen solar. Pemanfaatan biodiesel di Indonesia sendiri sudah dimulai sejak 2008, dengan peningkatan bertahap dari B20 pada 2016 dan B30 pada 2020.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi, juga menyatakan bahwa penerapan B40 akan dilakukan pada 2025, dengan potensi peningkatan hingga B50 atau B60 di masa mendatang, tergantung hasil kajian teknis dan performa mesin.

"Jadi B40 nanti Insya Allah bisa dicapai dari sudut pandang teknis dan infrastruktur Insya Allah bisa bergerak, dan kita punya timeline agar 1 Januari bergerak," ujar Eniya.

BACA JUGA:Rahasia Rambut Sehat dan Berkilau: Santan Kelapa, Si Ajaib dari Dapur!

BACA JUGA:Benarkah Toner Air Beras Bagus untuk Kesehatan Kulit? Berikut Penjelasan dari Ahli

"Tadi diarahkan untuk bukan hanya B50 aja, bisa juga ke B60. Nah ini perlu kajian memang, kajian teknis harus ada. Jadi kajian teknis performa di engine itu yang paling penting," pungkas Eniya. (*)

Kategori :