BANGKO – Penjabat (Pj) Bupati Merangin, Jangcik Mohza, mewakili Pj Gubernur Jambi Sudirman, menghadiri acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Pondok Pesantren (Ponpes) Raudhatul Mujawwid, Desa Mentawak, Kecamatan Nalo Tantan, pada Kamis, 26 September 2024.
Dalam sambutannya, Pj Bupati Jangcik Mohza menyampaikan permohonan maaf dari Pj Gubernur Jambi Sudirman yang tidak dapat hadir dalam acara tersebut. Gubernur sedang dalam perjalanan dari Kabupaten Batanghari menuju Merangin dan akan menghadiri penutupan MTQ di Kerinci. "Beliau menitip salam kepada bapak dan ibu sekalian. Mohon maaf karena belum bisa hadir di acara yang sangat meriah ini," kata Jangcik.
Acara yang digelar di Masjid Ponpes Raudhatul Mujawwid tersebut juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Asisten I Setda Merangin M Sayuti, Staf Ahli Bupati Merangin H Firdaus, Forkopimda, Camat Nalo Tantan, serta pejabat lainnya. Selain itu, Buya KH Satar Saleh dan para pimpinan beberapa Ponpes di Merangin, Kades Mentawak, Badan Pemusyawaratan Desa Mentawak, serta Kepala KUA Nalo Tantan turut hadir dalam peringatan tersebut.
Dalam sambutannya, Jangcik Mohza menekankan pentingnya peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai momen berharga dalam sejarah umat manusia. Menurutnya, peringatan ini relevan tidak hanya di era tradisional, tetapi juga dalam konteks dunia modern.
"Kita banyak mengambil pelajaran dari peristiwa Maulid Nabi Muhammad SAW, khususnya dari sejarah Rasulullah yang telah membentuk peradaban dunia lebih dari 14 abad lalu. Kepribadian Rasulullah tidak hanya menjadi sosok teladan yang menakjubkan, tetapi juga inspirasi sepanjang zaman, bagi seluruh umat manusia," ujar Jangcik.
Lebih lanjut, Pj Bupati menekankan bahwa perjuangan Rasulullah dalam menegakkan syariat Islam di tengah masyarakat Jahiliyyah saat itu harus menjadi inspirasi bagi masyarakat Merangin. Jangcik berharap agar masyarakat dapat meneladani semangat dan nilai-nilai yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari.
Acara ini berlangsung khidmat dan penuh makna, sekaligus menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antara tokoh agama, pemerintah daerah, dan masyarakat Merangin dalam suasana keagamaan yang penuh rasa syukur.