Diproyeksi Tumbuh 5 Persen, Sektor Pertambangan Berkontribusi Penyumbang Kedua Pertumbuhan Ekonomi Jambi

ilustrasi pertumbuhan ekonomi ekonomi Jambi. -ist-
JAMBI, JAMBIKORAN.COM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jambi menyatakan optimisme terhadap potensi pertumbuhan ekonomi daerah yang diperkirakan bisa mencapai lima persen hingga akhir tahun ini.
Kepala KPw BI Jambi, Warsono, menyampaikan bahwa pencapaian tersebut bisa diraih apabila seluruh pihak dapat mengoptimalkan faktor-faktor penggerak ekonomi yang ada.
Menurut Warsono, potensi domestik yang belum tergarap secara maksimal masih menjadi kunci untuk mendorong laju pertumbuhan.
Salah satu faktornya adalah peningkatan Upah Minimum Provinsi (UMP) serta menjaga kestabilan Nilai Tukar Petani (NTP), khususnya di sektor perkebunan yang menjadi tumpuan ekonomi lokal.
BACA JUGA:Sambut Kemerdekaan, Yamaha Flagsship Shop Jambi Tebar Promo Menarik
BACA JUGA:Pengukuhan Paskibraka 2025: Wali Kota Maulana Tekankan Makna Nasionalisme dan Persatuan
Di samping itu, sektor pertambangan turut berkontribusi besar sebagai penyumbang kedua pertumbuhan ekonomi Jambi.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi pun dinilai sudah mengambil langkah tepat dengan menggenjot sektor batu bara sebagai salah satu motor penggerak pertumbuhan.
Warsono juga menyoroti peluang dari sektor energi, terutama melalui penerapan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Permen ESDM) No. 14 Tahun 2025.
Regulasi ini membuka ruang bagi daerah untuk mengelola dan memaksimalkan potensi sumur minyak rakyat yang selama ini kurang dimanfaatkan.
BACA JUGA:Cara Tepat Meredakan Batuk Berdahak Tanpa Menghalangi Mekanisme Tubuh
BACA JUGA:Tetap Energik di Usia 40-an, Inilah 5 Cara Jitu Menghindari Rasa Lelah
Namun demikian, ia menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi yang ideal harus dibarengi dengan upaya hilirisasi industri.
Pengembangan kawasan industri yang mampu menghasilkan produk bernilai tambah dinilai penting agar Jambi tak hanya bergantung pada sektor hulu.
Sementara itu, tantangan besar yang masih dihadapi adalah pengendalian inflasi. Warsono mengungkapkan bahwa tekanan inflasi tertinggi terjadi di wilayah penghasil pangan seperti Kabupaten Kerinci.
Karena itu, diperlukan langkah konkret seperti pembangunan rumah pangan dan pengaktifan toko pangan sebagai penyeimbang harga.
BACA JUGA:Menu Diet Ramah Gula, Solusi Lezat dan Aman untuk Penderita Diabetes
BACA JUGA:Latih Polisi Palestina untuk Ditempatkan di Gaza
Gubernur Jambi, Al Haris, juga telah meminta para bupati dan wali kota untuk mengaktifkan toko pangan yang buka setiap hari guna menekan lonjakan harga kebutuhan pokok dan menekan spekulasi harga di pasar.
Bulog akan bertanggung jawab dalam penyediaan stok pangan, sementara BI siap memberikan dukungan agar upaya pengendalian inflasi berjalan efektif.
“BI siap membantu, dan Bulog akan menyuplai barang. Inflasi tertinggi saat ini terjadi di Kerinci, disusul Bungo dan Kota Jambi,” kata Al Haris.
Dengan sinergi antara pemerintah daerah, BI, dan pelaku ekonomi, diharapkan target pertumbuhan ekonomi lima persen dapat terealisasi di penghujung tahun 2025. (*)