JAMBI - Dosen Universitas Jambi (Unja) menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) pada alat deteksi hama jagung yang dapat digunakan petani untuk meningkatkan hasil produksi.
"Penerapan teknologi AI untuk mendeteksi hama tanaman jagung serta penanggulangan hama menggunakan agen hayati. Tim akan terus berupaya berinovasi dalam bidang teknologi sehingga dapat meningkatkan hasil panen petani,” kata Ketua Pengabdian Masyarakat Prodi Sistem Informasi dan Biologi Fakultas Sains Unja, Ulfa Khaira, dalam keterangan di Jambi, Senin.
BACA JUGA:Harap Mendukung Pelaksaan Tugas
BACA JUGA:Harta atau Visi?, Pilihan Masyarakat Muaro Jambi!
Inovasi ini memanfaatkan aplikasi Coditor (Corn Disease Detector) untuk identifikasi hama penyakit tanaman jagung serta penerapan pengendalian penyakit tanaman jagung yang tepat dan efektif.
Percontohan penggunaan aplikasi ini salah satunya diterapkan kelompok tani Dewa Buluran di Kota Jambi, bekerja sama dengan Balai Pelaksana Penyuluh Pertanian di Kecamatan Telanaipura.
Inovasi ini, kata dia, bertujuan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kelompok tani dalam mengidentifikasi penyakit tanaman jagung, dan membantu kelompok tani dalam menerapkan metode pengendalian penyakit tanaman jagung yang tepat dan efektif dengan menggunakan agen hayati berdasarkan hasil identifikasi.
Dosen dan mahasiswa Unja memberikan pendampingan pemanfaatan aplikasi Coditor, di mana petani diberikan pelatihan dan edukasi tentang cara menggunakan aplikasi itu untuk mengidentifikasi penyakit tanaman jagung.
Pendampingan ini dilakukan secara langsung di lapangan, sehingga petani dapat langsung mempraktikkan penggunaan aplikasi tersebut.
Aplikasi Coditor dapat mendeteksi penyakit hawar daun dan karat daun pada tanaman jagung. Selain itu, petani juga mendapatkan pelatihan agen hayati dalam pengendalian hama. Dosen dan mahasiswa Unja memperagakan cara pembuatan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) dengan bahan baku akar bambu.
PGPR adalah kelompok bakteri menguntungkan yang mengolonisasi rizosfir (lapisan tanah tipis antara 1-2 mm di sekitar zona perakaran). Aktivitas PGPR berpengaruh secara positif bagi pertumbuhan tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Ketua kelompok tani Dewa Buluran, Markis, mengungkapkan bahwa kelompok taninya antusias dalam mengikuti pendampingan.
Mereka berharap dengan penerapan teknologi AI dalam aplikasi Coditor ini dapat membantu mendeteksi penyakit tanaman jagung secara cepat dan tepat, kemudian dengan penggunaan agen hayati dalam penanggulangan hama dapat mengurangi ketergantungan penggunaan pupuk kimia, tentunya juga aman bagi lingkungan.
Perwakilan UPTD Penyuluhan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Jambi Syamsul Bahri menyebut penerapan teknologi ini bukan saja memberikan kemudahan bagi petani, tapi juga meningkatkan hasil panen dan pendapatan petani. (ANTARA)