Musim 2024/2025 yang Penuh Rekor

-Ist/Jambi Independent-Jambi Independent
Kopa Trophy keduanya adalah puncak dari musim yang luar biasa. Di bawah arahan Hansi Flick, Yamal menjadi motor kreativitas Barcelona dan membawa klub meraih treble domestik.
Ia mencetak 18 gol dan lebih dari 20 assist dalam 55 pertandingan, catatan yang menempatkannya di jajaran penyerang paling produktif di Eropa.
Namun pengaruh Yamal tidak hanya soal angka. Gayanya yang penuh imajinasi, berani, dan tanpa rasa takut menjadikannya senjata paling berbahaya Blaugrana (sebutan Barcelona).
Bersama timnas Spanyol, perannya juga tak kalah besar. Ia membantu La Roja (sebutan timnas Spanyol) menembus final UEFA Nations League. Di usia 18 tahun, ia sudah memikul tanggung jawab yang biasanya hanya diemban para pemain senior.
BACA JUGA:Raih Kopa Trophy Dua Tahun Beruntun
BACA JUGA: Main Game Dapat Saldo DANA dari Prism Spark
Konsistensi adalah kunci kebangkitannya. Dari El Clasico hingga final piala, Yamal mampu tampil menentukan. Dalam waktu kurang dari dua musim di level senior, ia sudah berkembang menjadi sosok yang ditakuti lawan sekaligus dipuja fans.
Kemenangan beruntun Yamal sekaligus menegaskan dominasi Barcelona di ajang Kopa Trophy. Dari tujuh edisi sejak 2018, empat kali trofi ini jatuh ke tangan pemain Barca. Mulai Pedri (2021), Gavi (2022), serta Yamal (2024 & 2025).
Tahun ini juga menjadi babak baru dengan hadirnya Kopa Trophy versi perempuan. Barcelona kembali berjaya lewat Vicky Lopez yang meraih edisi perdana, memastikan malam penghargaan di Paris menjadi milik klub Catalan.
Meski meraih Kopa Trophy, Yamal sebenarnya juga hampir menggapai penghargaan tertinggi: Ballon d’Or. Ia finis di posisi kedua klasemen 2025, tepat di bawah Ousmane Dembele dari PSG.
Persaingan keduanya memikat perhatian dunia. Namun kemenangan Dembele di Liga Champions, juga final Piala Dunia Antarklub, kemudian menjadi penentu. Meski begitu, posisi runner-up di usia 18 tahun adalah pencapaian luar biasa.
Soal ambisi, Yamal tak pernah menutupinya. "Saya bilang pada teman-teman, saya tidak bermimpi hanya memenangkan satu Ballon d’Or, saya bermimpi memenangkan banyak," tegasnya.
Mengingat ia masih memenuhi syarat untuk Kopa Trophy tiga tahun lagi, prestasi beruntun yang baru ia ukir mungkin hanyalah awal dari warisan panjang. (*)