Alwi Novi

Rabu 23 Oct 2024 - 20:07 WIB
Reporter : Dahlan Iskan
Editor : Dahlan Iskan

- Apa ini?
+ Ini api.


Itulah permulaan pelajaran bahasa untuk mahasiswa jurusan bahasa Indonesia di Tiongkok.
Dengan dialog empat kata itu mereka pun mengenal ada dua jenis huruf dalam 印尼文: huruf hidup dan huruf mati.
Harus tahu dulu itu.


Tidak semua huruf itu hidup dan tidak semuanya mati. Hidup dan mati harus dikombinasi agar bisa berbunyi.
Sebelum itu, dosen bahasa Indonesia di sana, Alwi Arifin, memperkenalkan apa saja huruf yang disebut huruf mati: p,b,m,n. Itu dulu. Lalu apa saja yang disebut huruf hidup: a,i,e,o,u.


Masih ada satu huruf hidup lagi yang diperkenalkan oleh Alwi ke mereka: e dengan coret miring di atas. Itu untuk membedakan "e" untuk "enak" dan "e" untuk ¬–"entar" dulu saya pikir contohnya. "Entah" kenapa sulit dapat contohnya.

BACA JUGA:Bicara Soal Besarnya Jumlah Anggota Kabinet

BACA JUGA:Diterkam Harimau, Warga Kerinci Terluka


Alwi, Anda sudah tahu: alumnus pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo.
Ia kuliah S-1 dan S-2 di Xiamen, provinsi Fujian. Alwi satu almamater dengan Novi Basuki, redaktur rubrik Cheng Yu di Harian Disway,  Surabaya. Sejak dari Nurul Jadid sampai Xiamen.


Bedanya Novi masih lanjut ambil gelar doktor di Guangzhou. Alwi langsung menerima tawaran bekerja di sana. Ia diminta jadi guru bahasa Indonesia di kota Fuqing, tiga jam naik mobil di utara Xiamen.


Sudah dua tahun Alwi mengajar di Fujian Polytechnic Normal University. Semacam IKIP di Indonesia. Itu satu-satunya perguruan tinggi di Fujian yang punya jurusan bahasa Indonesia.
Ini tahun kedua Alwi jadi dosen. Hampir genap dua tahun. Sampai nggak sempat pulang untuk, misalnya, kawin. Ia jomblo ting-ting. Belum punya calon. Umur 28 tahun.


Seperti juga Novi, ia suku Madura pendalungan –Madura perantauan yang lahir di Tapal Kuda (Pasuruan, Probolinggo, Situbondo dan sekitarnya).


Begitu banyak orang Madura di kawasan itu sampai ada humor: suatu saat kalau Madura merdeka ibu kotanya di Malang.


Tahun pertama jurusan bahasa itu mahasiswanya 14 orang. Tapi tahun kedua sudah lebih 20 orang. Salah satunya diajak hadir di forum pertemuan mahasiswa Indonesia di Fuqing Minggu lalu.
Saya minta dia ke depan. Sudah bisa menjawab beberapa pertanyaan sederhana dalam bahasa Indonesia.
Alwi juga anak desa di Probolinggo. Desa Besuk.


Rendah hatinya sama dengan Novi. Sopan santunnya sama. Senyumnya sama. Postur tubuhnya sama. Alwi seperti satu molding dengan Novi.


Alwi adik kelas Novi di Nurul Jadid. Selisih tiga tahun. Tesis S-2 nya juga ditulis dalam bahasa Mandarin: 60 halaman.
Anda sudah tahu kesulitan tertinggi Alwi dalam mengajar bahasa Indonesia: bagaimana mahasiswa Tiongkok bisa mengucapkan huruf 'r'.


Akhirnya Alwi punya cara: mahasiswa ia minta membuka mulut dalam posisi seperti mengucapkan huruf 'a'. Lalu memindahkan ujung lidah ke langit-langit depan. Dan seterusnya.

Kategori :

Terkait

Kamis 21 Nov 2024 - 18:12 WIB

Kokkang Ibunda

Rabu 20 Nov 2024 - 19:39 WIB

Bergodo Kebogiro

Selasa 19 Nov 2024 - 17:43 WIB

Critical Parah

Senin 18 Nov 2024 - 20:13 WIB

Bohemian Blangkon

Minggu 17 Nov 2024 - 20:08 WIB

Halaman Belakang