JAMBIKORAN.COM - Baru-baru ini, perhatian publik tertuju pada rencana pengenalan matematika sejak usia pra-sekolah yang diusulkan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti.
Gagasan ini merupakan bagian dari visi Presiden Prabowo Subianto dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics).
Namun, apakah pengajaran matematika sejak taman kanak-kanak (TK) adalah langkah yang tepat?
Menurut pakar pendidikan dari Universitas Muhammadiyah Surabaya, Achmad Hidayatullah, ide ini memiliki nilai positif. Ia menilai bahwa mengenalkan matematika di usia dini dapat membangun minat anak terhadap bidang tersebut serta mengasah kemampuan mereka secara bertahap.
BACA JUGA:Ilmuwan Desak Nordik Tindak Lanjut Ancaman Keruntuhan AMOC Bisa Picu Kekacauan Iklim
Penerapan yang Sesuai dengan Tahap Perkembangan Anak
Meski demikian, Achmad menekankan bahwa metode pengajaran harus disesuaikan dengan perkembangan usia anak.
“Pada usia TK, sebaiknya matematika dikenalkan melalui konsep dasar, bukan simbol dan operasi matematis. Anak-anak belum siap memahami simbol, tetapi bisa dikenalkan pada konsep-konsep dasar yang lebih mudah diterima,” ujarnya.
Pengajaran Matematika dengan Pendekatan Kreatif
BACA JUGA:Waduh! Studi Ungkap Penurunan Serapan Karbon Pada Pohon
Sebagai alternatif, Achmad menyarankan pendekatan yang menyenangkan, seperti menggunakan permainan kreatif dan media konkret.
Misalnya, guru dapat menggunakan objek sehari-hari untuk mengajarkan konsep “lebih banyak” atau “lebih sedikit”, atau memperkenalkan konsep perbandingan besar dan kecil.
“Melalui aktivitas ini, anak dapat mengembangkan pola pikir matematis tanpa merasa terbebani oleh materi yang terlalu sulit,” tambahnya.
Dengan pendekatan ini, anak akan belajar mengenal pola dan konsep kuantitas dengan cara yang relevan dan menarik.
BACA JUGA:Dosen FST Sosialisasikan Aplikasi Pupuk Kompos di Kecamatan Tahtul Yaman