“Jika masyarakat kami tidak lagi mendengarkan kata adat dan temenggung, maka kami dengan berat hati menyerahkan kepada pemerintah untuk memberikan pembinaan,” tegasnya.
Adam Aziz, Direktur PT REKI, mengapresiasi kehadiran dan kerjasama para Temenggung Orang Rimba dalam menjaga Hutan Harapan.
Dia menekankan bahwa Orang Rimba adalah contoh bagaimana masyarakat adat seharusnya berinteraksi dengan hutan, dan harus menjadi inspirasi bagi semua orang.
“Hutan Harapan adalah aset berharga bagi kita semua. Ini adalah satu-satunya hutan dataran rendah yang tersisa. PT REKI sangat prihatin dengan tindakan yang merusak lingkungan dan merugikan masyarakat adat Orang Rimba. Kami mendukung penuh upaya pelestarian hutan yang dilakukan oleh masyarakat adat,” tambahnya.
BACA JUGA: Warga Sebut Dedi Hilang Misterius, Tim SAR Terus Mencari Di Sekitar Hutan
Kejadian perambahan hutan dan aktivitas illegal drilling di Hutan Harapan sangat disayangkan. Tindakan ini tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga mencoreng nama baik Orang Rimba.
“Oknum-oknum ini mencoreng adat kami dan identitas kami sebagai Orang Rimba. Kami mendukung penuh upaya pelestarian hutan yang dilakukan PT REKI,” kata Temenggung Ngelembo.
Manajer Perlindungan Hutan Harapan, T.P Damanik, menyatakan bahwa ada lebih dari 20 sumur aktif yang dipantau di lokasi tersebut. Para pekerja berganti-ganti setiap minggu untuk menyembunyikan praktik ilegal mereka.
“Kami akan segera melakukan penegakan hukum, karena informasi yang kami terima menunjukkan bahwa beberapa oknum Orang Rimba terlibat dalam jual beli lahan,” ungkapnya. (mg06/Viz)