JAKARTA - Presiden Indonesia Prabowo Subianto mengungkapkan tekadnya untuk menekan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) menjadi Rp 5.000 per dolar dalam jangka waktu 5 hingga 10 tahun ke depan.
Salah satu langkah strategis yang akan diambil oleh pemerintah untuk mencapai hal tersebut adalah dengan menggenjot hilirisasi pada enam komoditas pertanian strategis. Tentang hal itu Menteri Pertanian Amran Sulaiman merespons.
BACA JUGA:Putuskan Tak Muncul di TV dan Media Sosial
BACA JUGA:Ukir Sejarah di Pra Popnas 2024, Tim Voli Putra Putri Jambi Sabet Mendali Emas
Bahwa ada enam komoditas yang diprioritaskan dalam program hilirisasi adalah kelapa, cengkeh, sawit, lada, kakao, dan kopi. Komoditas ini dipilih karena memiliki potensi besar untuk dikembangkan, baik dari segi produksi maupun ekspor.
Amran menambahkan bahwa Indonesia memiliki peluang ekspor yang sangat besar dari keenam komoditas tersebut, yang diperkirakan dapat mencapai Rp 600 triliun. Melalui hilirisasi, diharapkan ada nilai tambah minimal 20 kali lipat.
Sehingga total ekspor produk hilirisasi dari enam komoditas ini bisa mencapai Rp 12 ribu triliun, Nilai tambah yang tinggi ini diharapkan memperkuat posisi rupiah terhadap dolar dengan tujuan menurunkan nilai tukar dolar AS hingga Rp 5.000 per US.
Selama ini, produk-produk pertanian Indonesia banyak yang diekspor dalam bentuk mentah dan diolah di negara lain, sehingga nilai tambahnya lebih banyak dinikmati oleh negara tujuan ekspor. Amran memberikan contoh komoditas kakao dan mete.
Keduanya diekspor dalam bentuk mentah, namun setelah diolah menjadi produk seperti cokelat, harganya melonjak tajam. Sebagai contoh, harga kakao mentah yang diekspor hanya sekitar Rp 26.000 per kilogram.
Namun, setelah diolah menjadi produk cokelat, harganya mencapai Rp 1 juta per kilogram. “Sehingga nilai tambahnya 3.800 persen atau 38 kali lipat," ujarnya. Untuk mendukung hal ini, pemerintah berencana meningkatkan produktivitas pertanian.
Khususnya di dalam negeri. Di Jawa, akan dilakukan intensifikasi lahan untuk meningkatkan hasil pertanian, sementara di luar Jawa, pemerintah akan fokus pada ekstensifikasi lahan. Menurut Amran itu sesuai dengan perintah presiden.
"Bapak Presiden perintahkan kepada kami untuk mencapai swasembada pangan dalam waktu secepat-cepatnya, sesingkat-singkatnya," tambah Amran. Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan.
Bahwa hilirisasi komoditas sawit menjadi bagian penting dari strategi pemerintah untuk mencapai kemandirian energi. Pemerintah berencana meningkatkan campuran biodiesel dalam minyak solar dari saat ini.
Semula sebesar 35 persen menjadi 60 persen dalam beberapa tahun ke depan. Tahun depan, program mandatori biodiesel (B40) mulai diterapkan pemerintah akan memulai mandatory 40 persen campuran biodiesel berbasis sawit ke dalam minyak solar (B40).
BACA JUGA:Motor Listrik Honda EM1 Hemat Hingga Puluhan Juta