Rupiah Berpeluang Menguat, Ketegangan Dagang AS-China Mulai Mereda

Ilustrasi - Petugas menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS.-ANTARA-
JAMBIKROAN.COM – Nilai tukar rupiah diprediksi berpotensi menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seiring meredanya ketegangan perdagangan antara AS dan China.
Sentimen positif tersebut muncul setelah retorika Presiden AS Donald Trump melunak pasca ancamannya mengenai tarif tambahan terhadap produk-produk dari Negeri Tirai Bambu.
Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, mengatakan, pelunakan sikap Trump memberikan sinyal positif bagi pasar keuangan global, termasuk terhadap pergerakan rupiah.
“Retorika Trump lebih lembut tidak lama setelah dia mengancam tarif tambahan 100 persen untuk China.
BACA JUGA:Wali Kota Jambi Tinjau Z Corner, Sentra UMKM Baru Bantuan Baznas RI
Trump mengatakan bahwa China akan baik-baik saja, dan AS mau membantu mereka,” ujarnya di Jakarta, Selasa.
Sebelumnya, ketegangan antara kedua negara kembali memanas setelah China pada Kamis (9/10) mengumumkan pembatasan ekspor unsur tanah jarang, yang memperluas kontrol terhadap teknologi pemrosesan dan manufaktur.
Kebijakan tersebut juga melarang kerja sama dengan perusahaan asing tanpa izin resmi dari pemerintah China.
Kementerian Perdagangan China menjelaskan bahwa pembatasan tersebut dilakukan untuk menjaga keamanan nasional, termasuk pengawasan ekspor pada teknologi penambangan, peleburan, pemisahan, produksi material magnetik, serta daur ulang sumber daya sekunder.
BACA JUGA:Lesti Kejora Hamil Anak Ketiga, Rizky Billar Sebut Kebobolan tapi Sudah Dapat Lampu Hijau Dokter
BACA JUGA:Pasar Angso Duo Jambi Mencekam, Seorang Pria Ditikam di Area Toilet Diduga karena Cemburu
Sebagai bentuk respons, pada Jumat (10/10), Trump menyebut kebijakan China itu membuat AS dan dunia menjadi “sandera”.
Ia bahkan mengancam untuk memberlakukan tarif baru sebesar 100 persen terhadap barang-barang impor asal China mulai 1 November 2025 atau lebih cepat, tergantung pada langkah China selanjutnya.
Namun, sikap keras tersebut mulai melunak setelah indeks saham utama AS mengalami penurunan tajam akibat kekhawatiran pasar terhadap potensi perang dagang yang berlarut-larut.
Pada Minggu (12/10), Trump menulis di media sosial bahwa publik tidak perlu terlalu khawatir mengenai China.
BACA JUGA:Pol Espargaro Gantikan Vinales
BACA JUGA:Marini Yakin dengan Honda RC213V
Ia menyebut Presiden China Xi Jinping tengah menghadapi masa sulit dan menegaskan bahwa AS “ingin membantu China, bukan menyakitinya.”
Menurut Lukman, pelonggaran tensi dagang ini turut diperkuat oleh meningkatnya peluang pemangkasan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) setelah komentar dovish dari Kepala The Fed Philadelphia, Anna Paulson.
“The Fed mengantisipasi pemangkasan suku bunga yang lebih besar ke depan, dan ancaman inflasi dari tarif dinilai tidak sebesar yang dikhawatirkan,” tambahnya.
Dengan berbagai sentimen positif tersebut, Lukman memperkirakan kurs rupiah akan bergerak pada kisaran Rp16.500–Rp16.600 per dolar AS.
BACA JUGA:Sean Gelael Melesat dari P11, untuk Finis P4 di GTWCE 2025
BACA JUGA:Lo-Fi Music, Teman Produktivitas dengan Irama Santai
Pada pembukaan perdagangan Selasa pagi di Jakarta, rupiah tercatat menguat 10 poin atau 0,06 persen ke level Rp16.563 per dolar AS, dari posisi sebelumnya Rp16.573 per dolar AS. (*)