MUARASABAK - Dari sekian banyak jenis pisang yang ada, jenis pisang Cavendish mungkin belum terlalu familiar di tengah-tengah masyarakat.
Selain Cavendish, jenis pisang ini juga dikenal dengan sebutan pisang ambon putih. Dimana, jenis pisang satu ini termasuk dalam salah satu komoditas buah tropis.
Umumnya, pisang ini dapat dikembangkan dengan cara kultur jaringan, sehingga nantinya bisa terbebas dari penyakit.
BACA JUGA:Pemkab Sarolangun Terbaik Ketiga Pelayanan Publik
BACA JUGA:Pj Bupati Merangin Ikuti Evaluasi Hasil Pilkada
Pisang Cavendish diketahui memiliki rasa lebih lembut dan lezat ketimbang jenis pisang lainnya.
Sebagai seorang penggerak penanaman, Marinus Marantika Sitepu, yang juga merupakan anggota polisi aktif berpangkat AKPB ini mengatakan, awal mula proses penanaman dilakukannya pada tahun 2020, dimana saat itu wabah Covid-19 tengah melanda.
Ditahun tersebut, banyak lahan padi petani yang gagal panen, hingga muncul ide untuk melakukan ahli fungsi lahan tliti untuk dijadikan lokasi penanaman pisang Cavendish.
"Awal mula penanaman dimulai dari lahan seluas satu hektar dan berkembang hingga saat ini mencapai 22 hektar," ucapnya.
Pisang jenis Cavendish ini juga harus mendapat perawatan ekstra. Mulai dari penanaman hingga pemupukan setiap bulannya.
Hasil buah pisang ini dalam satu tandannya bisa mencapai berat 25 kilogram. Nantinya, setelah proses panen, pisang ini akan diekspor langsung ke Jakarta dalam keadaan belum matang.
BACA JUGA:Dewan dan Pedagang Kecewa Pembangunan Pasar Beringin Sungai Penuh Batal
BACA JUGA:Harga Minyak Goreng Curah Naik Signifikan Di Pasar Bungo Menjelang Natal dan Tahun Baru
"Harga jual pisang Cavendish ini akan turun jika kondisi kulit buah dalam keadaan lecet," ungkapnya.
Dengan adanya budidaya pisang ini, diharapkan semakin banyak muncul petani di Kabupaten Tanjab Timur yang ingin menanam pisang Cavendish sebagai salah satu penopang perekonomian keluarga. (Pan/Viz)