Penyebab Anak Tidak Menurut pada Orang Tua

Senin 12 May 2025 - 19:24 WIB
Reporter : Surya Elviza
Editor : Surya Elviza

JAMBI - Anak yang tidak nurut kerap menjadi tantangan tersendiri bagi banyak orang tua. Namun, kondisi ini bukan semata-mata karena anak nakal, melainkan bisa disebabkan oleh sejumlah faktor internal dan eksternal yang perlu dipahami dengan bijak.

Faktor internal seperti kemauan yang kuat sering kali membuat anak sulit diarahkan. Anak dengan karakter ini sebenarnya membutuhkan pendekatan yang menghargai pendapat dan perasaannya, bukan tekanan atau paksaan. Selain itu, masa pencarian jati diri dan proses tumbuh kembang juga bisa memicu perilaku tidak patuh.

"Anak yang merasa kurang diperhatikan atau tidak mendapat kasih sayang cukup dari orang tua juga berpotensi menunjukkan sikap membangkang sebagai bentuk mencari perhatian," tulis laporan tersebut. Karena itu, penting bagi orang tua untuk menyediakan waktu berkualitas dan menunjukkan kasih sayang melalui pelukan atau komunikasi yang empatik.

Konflik emosi yang belum mampu diungkapkan dengan kata-kata juga bisa menjadi penyebab anak bersikap tidak nurut. Mendengarkan dengan sabar dan memberi ruang anak untuk bercerita bisa membantu menyelesaikan konflik batin yang dialaminya.

BACA JUGA:Strategi Mengatasi Penundaan Pekerjaan

BACA JUGA:Bahaya Konsumerisme di Kalangan Mahasiswa

Dari sisi eksternal, pola asuh dan lingkungan memegang peran penting. Pola asuh otoriter, permisif, atau tidak konsisten bisa membingungkan anak. Konsistensi aturan serta komunikasi yang jelas dan sederhana diperlukan agar anak lebih mudah memahami arahan.

Lingkungan sekitar, termasuk teman sebaya dan tayangan media, juga memengaruhi perilaku anak. Oleh karena itu, orang tua disarankan untuk mengawasi apa yang ditonton anak serta mengajak mereka berdiskusi mengenai nilai-nilai positif dan negatif dari perilaku yang dilihatnya.

Untuk mengatasi anak yang sulit diatur, orang tua perlu membangun sistem aturan rumah yang jelas dan melibatkan anak dalam proses pembuatannya. Komunikasi efektif dan pemberian konsekuensi yang konsisten atas pelanggaran aturan menjadi strategi penting.

Pujian dan hadiah atas perilaku positif juga bisa menjadi motivasi bagi anak untuk bersikap lebih baik. Jika masalah berlanjut dan cukup serius, disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional seperti konselor anak guna mendapatkan panduan yang tepat.

Dengan pendekatan yang sabar, konsisten, dan penuh kasih sayang, setiap anak bisa diarahkan untuk tumbuh menjadi pribadi yang positif dan bahagia. (*)

 

Kategori :

Terkait