MUARABUNGO – Setelah hampir tiga bulan berfungsi sebagai jalur sementara bagi kendaraan yang melintas, jembatan Bailey yang terpasang di Jalan Lintas Sumatera KM 58 akhirnya mulai dibongkar pada Sabtu 24 Mei 2025. Pembongkaran ini dilakukan menyusul rampungnya pembangunan struktur permanen berupa box culvert di lokasi tersebut.
Jembatan Bailey sebelumnya dipasang oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) sebagai solusi darurat setelah akses utama putus akibat kerusakan berat pada awal Maret 2025. Kini, setelah pengerjaan box culvert mencapai tahap akhir, kendaraan sudah mulai diarahkan untuk melintas di jalur permanen.
“Betul, mulai dilakukan pembongkaran rangka jembatan Bailey. Pekerjaan box culvert tinggal menimbun bagian yang sudah selesai. Saat ini sudah bisa dilalui kendaraan,” ujar Rahman, salah seorang perwakilan BPJN di lokasi.
Proses pembongkaran dilakukan secara bertahap demi menjaga kelancaran arus lalu lintas. Pantauan di lapangan menunjukkan kondisi lalu lintas di sekitar KM 58 berjalan normal dan terkendali, dengan sejumlah kendaraan pribadi maupun angkutan barang mulai melewati jalur permanen yang telah disiapkan.
BACA JUGA:Toyota Space Hadirkan Pengalaman Mobilitas Ramah Lingkungan untuk Masyarakat
BACA JUGA:Gegara Utang Rp150 Ribu, Anggota Ormas Tega Habisi Nyawa Polisi
Sementara itu, para petugas BPJN tampak bekerja membongkar komponen jembatan Bailey. Komponen tersebut rencananya akan disimpan di gudang milik Kementerian PUPR di Simpang Lubuk Landai untuk keperluan darurat atau pembangunan jembatan sementara di lokasi lain jika dibutuhkan.
Dengan dibukanya kembali jalur utama ini, masyarakat dan pengguna Jalan Lintas Sumatera dapat kembali melakukan aktivitas perjalanan secara normal tanpa hambatan signifikan.
BPJN berharap kondisi cuaca tetap mendukung agar proses penimbunan sisa bagian box culvert serta pekerjaan perapian kawasan jalan dapat diselesaikan sesuai jadwal.
“Kami berkomitmen menyelesaikan pekerjaan akhir ini secepat mungkin, dan berharap cuaca tetap bersahabat agar tidak terjadi penundaan,” tutup Rahman. (mai)