Tidak semua luka tampak di permukaan. Bagi sebagian orang, rasa sakit justru disimpan dalam-dalam, diam-diam, hingga menjadi sesak.
Ketika dunia terasa terlalu bising, dan beban begitu berat untuk ditanggung sendiri, ada kalanya seseorang memilih jalan yang sunyi—dengan menyakiti tubuhnya sendiri.
Self-harm, atau menyakiti diri secara sengaja, bukan fenomena baru. Namun di era sekarang, perilaku ini semakin sering ditemukan pada remaja dan anak muda, terutama karena tekanan sosial, masalah keluarga, hingga perasaan hampa yang sulit dijelaskan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), satu dari enam remaja di dunia pernah melakukan self-harm. Di Indonesia, data dari Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) 2022 menunjukkan bahwa sekitar 15,5 juta remaja mengalami masalah kesehatan mental dalam 12 bulan terakhir, dengan 2,45 juta di antaranya tergolong serius.
BACA JUGA:Mengatasi Kecemburuan terhadap Masa Lalu Pasangan
BACA JUGA:Erik ten Hag Resmi Latih Bayer Leverkusen
Beli vitamin dan suplemen
Namun, hanya sekitar 2,6% dari mereka yang mengakses layanan profesional. Fakta ini memperlihatkan bahwa banyak dari mereka masih memilih untuk diam, menyembunyikan luka yang tak kasat mata.
Banyak yang mengira self-harm adalah bentuk mencari perhatian. Padahal, sering kali itu merupakan cara bertahan hidup. Ketika seseorang tidak tahu bagaimana menyalurkan emosi, tidak memiliki tempat aman untuk berbagi, dan merasa tidak didengar, tindakan ini bisa terasa seperti satu-satunya pilihan untuk “merasa lega”.
Meski begitu, menyakiti diri bukanlah jalan keluar yang sehat. Justru, ia membawa risiko lebih besar, baik secara fisik maupun mental.
Maka, penting bagi siapa pun yang sedang mengalami dorongan tersebut untuk mengetahui bahwa ada banyak cara lain untuk tetap bertahan, tanpa harus melukai diri sendiri.
Setiap orang punya cara berbeda dalam menghadapi rasa sakit. Berikut beberapa kegiatan positif yang terbukti dapat membantu meredakan dorongan untuk menyakiti diri sendiri, sekaligus menjadi bentuk kasih sayang pada diri:
Menulis jurnal atau catatan pribadi
Tulis apa pun yang kamu rasakan. Menulis membantu mengeluarkan beban dari dalam pikiran. Tak perlu rapi, yang penting jujur.
Mendengarkan lagu yang menenangkan