JAKARTA - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menegaskan kepada seluruh pihak terkait untuk tidak melakukan perploncoan pada masa Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) di seluruh kampus di Indonesia.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemdiktisaintek Khairul Munadi menegaskan kembali komitmen pemerintah untuk memastikan PKKMB berlangsung aman, nyaman, dan bebas dari praktik yang merugikan mahasiswa baru.
"Kita berharap PKKMB tahun ini jauh dari hal-hal yang mengancam keselamatan dan kenyamanan adik-adik mahasiswa. Kita menuju lingkungan kampus yang aman, nyaman dan jauh dari diskriminasi. Praktik-praktik perploncoan sudah tidak zamannya lagi, dan tidak boleh," katanya dalam keterangan di Jakarta.
Ia mengatakan PKKMB gerbang pertama mahasiswa mengenal kehidupan akademik, budaya kampus, dan bersosialisasi.
BACA JUGA:PHRI Sebut Ketentuan Pembayaran Royalti Perlu Diperjelas
BACA JUGA:Polisi Telah Periksa Lima Saksi Dalam Kasus Kebakaran KM Dorolonda
Dengan kondisi ideal itu, peluang mahasiswa menorehkan prestasi terbuka lebar.
Oleh karena itu, ia mengingatkan panitia PKKMB tidak melanjutkan kebiasaan yang justru mengaburkan tujuan utama kegiatan ini.
Dia mengharapkan pendekatan ini menciptakan generasi mahasiswa yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki integritas, empati, dan kemampuan beradaptasi di tengah perubahan.
Ia mengatakan dengan jumlah jutaan mahasiswa baru yang akan memasuki perguruan tinggi tahun ini, keberhasilan PKKMB menjadi investasi penting.
Oleh karena itu, katanya, cara kampus memperlakukan mahasiswa pada minggu-minggu pertama akan membentuk kesan awal yang memengaruhi motivasi dan sikap memiliki mereka terhadap lingkungan akademik.
"Kita ingin ingin mahasiswa merasa disambut, dihargai, dan siap memulai perjalanan baru dalam babak kehidupan mahasiswa," ujar Khairul Munadi.
Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemdiktisaintek Beny Bandanadjaja mengatakan paradigma lama, seperti “menggodok” mahasiswa baru lewat kegiatan fisik yang berlebihan, ejekan, atau perlakuan yang merendahkan, sudah harus ditinggalkan.
Ia menambahkan PKKMB seharusnya menjadi ruang pembinaan awal, di mana mahasiswa dikenalkan pada sistem perkuliahan, organisasi, layanan akademik, hingga etika berinteraksi di lingkungan perguruan tinggi.
Dengan begitu, katanya, mereka dapat memulai perjalanan akademiknya dengan percaya diri.