Tips Memilih Produk dengan Eco Label
Agar tidak salah pilih, ada beberapa cara yang bisa dilakukan konsumen saat berbelanja produk berlabel eco:
1. Cek sertifikasi resmi
Banyak produk yang mengklaim dirinya “eco-friendly”, tapi belum tentu ada buktinya. Selalu perhatikan logo sertifikasi resmi yang ada pada kemasan atau produk.
Misalnya, logo Fair Trade pada kopi, Energy Star pada produk elektronik, atau label organik pada produk makanan. Jika ada logo-logo tersebut di suatu produk, maka sudah dapat dipastikan bahwa produk itu memang lolos standar ramah lingkungan, bukan hanya klaim saja.
2. Lihat transparansi brand
Brand yang benar-benar peduli lingkungan biasanya tidak ragu untuk menunjukkan bahan, proses produksi, hingga bagaimana cara mereka mengolah limbah. Bisa cek di website resmi mereka atau label produk.
3. Pahami jenis eco label
Tidak semua eco label punya arti yang sama. Ada yang fokus ke pengurangan emisi karbon, ada yang menekankan pada bahan organik, ada juga yang terkait dengan daur ulang.
Misalnya produk kertas dengan logo FSC (Forest Stewardship Council) berarti bahan kayunya berasal dari hutan yang dikelola secara lestari. Dengan memahami jenis-jenis eco label, maka akan sangat mudah untuk menentukan mana produk yang sesuai dengan nilai eco living yang dianut.
4. Perhatikan jejak keseluruhan
co label hanya menjadi salah satu syarat saja. Produk bisa saja ramah lingkungan di satu sisi, tapi di sisi lain produk lebih boros energi atau menggunakan plastik. Pastikan juga untuk memperhatikan aspek lain yang tidak tercantum pada label atau kemasan produk.
Eco label adalah bukti nyata bahwa keberlanjutan menjadi sebuah standar dalam gaya hidup. Bagi konsumen, memilih produk dengan eco label berarti ikut berkontribusi pada masa depan bumi. Bagi brand, ini adalah cara untuk membangun kepercayaan sekaligus menunjukkan kepedulian terhadap isu global.
Eco label menunjukkan bahwa setiap pilihan belanja punya dampak. Dengan sedikit kesadaran, kita bisa tampil stylish, makan enak, atau mengisi rumah dengan produk berkualitas tanpa harus merugikan lingkungan. (*)