JAMBI,JAMBIKORAN.COM - Pemerintah Provinsi Jambi resmi mengakhiri status darurat siaga kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) pada 31 Oktober 2025. Kini, fokus beralih pada kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi basah, seiring dengan meningkatnya curah hujan dan potensi cuaca ekstrem di berbagai wilayah provinsi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, Bachyuni Deliansyah, mengatakan keputusan perubahan status ini diambil berdasarkan hasil evaluasi bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyatakan bahwa wilayah Jambi telah memasuki awal musim hujan.
“Berdasarkan hasil rilis dan paparan BMKG, wilayah Jambi sudah mulai memasuki musim hujan. Karena itu, status siaga Karhutla resmi berakhir dan kita beralih ke status kesiapsiagaan hidrometeorologi basah,” ujar Bachyuni, Sabtu (1/11).
Menurutnya, ancaman bencana kini bergeser dari Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) menuju banjir, tanah longsor, serta angin kencang.
Sebagai tindak lanjut dari perubahan musim, BMKG Sultan Thaha Jambi pada 2 November 2025 pukul 14.51. mengeluarkan peringatan dini cuaca.
Dalam rilisnya, BMKG menyebut adanya potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat/petir dan angin kencang, yang diperkirakan terjadi mulai pukul 15.00 hingga 17.00 di sejumlah wilayah Jambi.
Wilayah yang berpotensi terdampak langsung meliputi, Kabupaten Kerinci yakni Danau Kerinci, Batang Merangin. Kabupaten Merangin berada di wilayah Jangkat, Lembah Masurai. Kabupaten Sarolangun di Mandiangin. Kabupaten Batanghari di Mersam, Muara Tembesi, Muara Bulian, Batin XXIV, Pemayung, Maro Sebo Ulu, Bajubang, dan Maro Sebo Ilir
Sementara itu, Kabupaten Muarojambi berpotensi di Jambi Luar Kota, Kumpeh, Mestong, Sungai Bahar, Sungai Gelam, Bahar Utara, Bahar Selatan. Kabupaten Tanjab Barat di Tungkal Ilir, Seberang Kota. Kabupaten Tanjab Timur di Berbak. Kabupaten Tebo di Muara Tabir. Kota Jambi di Kota Baru, Alam Barajo.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi genangan, banjir, tanah longsor, serta gangguan aktivitas transportasi akibat cuaca ekstrem.
Kondisi ini diperkirakan masih dapat berlangsung hingga pukul 17.00. Masyarakat diimbau untuk berhati-hati terhadap potensi dampak hujan lebat, terutama di wilayah dengan kondisi tanah labil dan daerah aliran sungai.