JAMBIKORAN.COM - Dunia augmented reality (AR) sedang masuk ke babak baru. Magic Leap, perusahaan yang dulu dielu-elukan karena headset futuristiknya, kini memilih jalur berbeda.
Di panggung Future Investment Initiative (FII) Riyadh, mereka mengumumkan tak lagi membuat perangkat keras AR sendiri.
Namun, Magic Leap akan menjadi mitra teknologi untuk perusahaan besar. Dan mitra pertama yang diumumkan itu: Google.
Langkah itu seperti reuni dua raksasa yang pernah mencoba merajut masa depan digital bersama. Tapi kali ini bukan lagi eksperimen.
Mereka punya visi yang lebih konkret. Yaitu menghadirkan kacamata AR berbasis Android XR yang ringan, nyaman, dan bisa diproduksi massal.
Prototipe perdana sudah diperlihatkan di atas panggung. Kacamata itu memadukan kemampuan Magic Leap di bidang optik dan waveguide dengan teknologi microLED milik Google melalui anak perusahaannya, Raxium.
Kombinasi itu bisa jadi kunci untuk menghadirkan pengalaman AR yang jernih, efisien, dan tak lagi menguras baterai dalam hitungan menit.
Langkah Baru Google dan Magic Leap di Industri Teknologi AR
Bagi Google, kolaborasi itu adalah langkah besar untuk kembali ke pasar kacamata pintar. Apalagi setelah kegagalan Google Glass bertahun-tahun lalu.
Sementara bagi Magic Leap, itu adalah upaya penyelamatan dari bisnis yang nyaris tenggelam. Mereka sempat berhenti mencoba bersaing dengan Meta atau Apple.
Lalu memilih jadi penyedia teknologi yang menopang semua pihak. Tapi dengan kolaborasi itu, Magic Leap siap tempur di lini AR.
Kesepakatan itu akan berlangsung selama tiga tahun. Artinya, bukan sekadar uji coba. Tapi kemitraan strategis jangka panjang.
Google akan fokus di sisi perangkat lunak dengan Android XR. Sedangkan Magic Leap menyumbang teknologi tampilan dan optik.
"Kami ingin membawa AR ke semua orang, bukan hanya kalangan profesional," kata CEO Magic Leap Ross Rosenberg dalam acara tersebut. Pernyataannya menegaskan arah baru. Yakni membuat AR yang praktis dan bisa dipakai sehari-hari.
Menuju Era Baru Kacamata AR