Kecil Besar

Jumat 12 Jan 2024 - 20:21 WIB
Reporter : Dahlan Iskan
Editor : Edo Adri

Sebelum itu tower pasti sudah memberi izin JAL A350 itu untuk mendarat. Izin itu pasti disampaikan lewat kalimat: "Runway 34 R cleared to land…”.

"Mungkin pilot Dash-8 mendengar kata 'clear' saja. Lalu cepat-cepat membawa pesawatnya masuk landasan," katanyi.

Salah paham seperti itu juga sering terjadi di tempat lain. Termasuk di Indonesia. Tapi selalu bisa diselamatkan dengan instruksi lengkap seperti di atas.

BACA JUGA:Netco Girl Vs Lima Girl, Sama-Sama Optimis Raih Champion

BACA JUGA:Gila, ASN Lapas Jambi Ini Diupah Rp10 Juta untuk Kirim Sabu

Yang paling rawan adalah kalau pesawat yang turun naik di bandara itu banyak jenis. Besar dan kecil. Seperti di Juanda Surabaya.

"Dalam case accident di Haneda sepertinya tidak ada waktu untuk pilot atau ATC melakukan warning tersebut," ujarnyi.

Akibatnya fatal. Dan itu terjadi di Jepang. Yang budaya disiplinnya begitu tinggi. Orang menyeberang jalan saja tengok kanan-kiri dulu. Ini di Haneda. Ada pilot yang begitu tidak disiplinnya.

Memang Haneda sangat sibuk pada 2 Januari sore itu. Itulah saatnya orang yang mudik kembali ke Tokyo. Termasuk mereka yang hari itu baru balik dari mudik ke Hokkaido. Mereka harus kembali bekerja di Tokyo. Apalagi baru ada gempa. Banyak pesawat kecil ikut menyibukkan Haneda.

BACA JUGA:Gara-Gara Ini, ASN Lapas Jambi Terancam Hukuman Mati

BACA JUGA:Evakuasi Lansia Stroke

Haneda memang menjadi bandara pilihan. Lokasinya di antara Tokyo dan Yokohama. Dekat ke mana-mana. Beda dengan bandara Narita: lebih satu jam dari pusat kota Tokyo.

Satu pilot pesawat kecil telah menyebabkan bencana fatal bagi pesawat besar. Inilah pilot yang membuat pesawat seharga Rp 1,5 trillium habis dilahap api.

Memang JAL akan dapat penggantian dari perusahaan asuransi. Tapi bila semua penumpangnya tewas alangkah tragisnya: tragedi tahun baru. (Dahlan Iskan)

Kategori :