KERINCI – Sangat disayangkan, sejumlah korban banjir di Kabupaten Kerinci mulai alami krisis pangan akibat banjir yang hingga kini masih melanda wilayah tersebut.
Sebab, beberapa pasar tradisional yang kerap menjual kebutuhan bahan pokok, mau tak mau tutup akibat bencana yang melanda.
Khususnya bagi warga yang berada di Desa Subuk Suli, Kecamatan Depati Tujuh. Apri warga di sana mengatakan, saat ini masyarakat harus bertahan dengan stok makanan yang menipis.
Warga berharap ada bantuan dari pemerintah. Kesulitan warga untuk mendapatkan sembako dikarenakan, 30 persen desa di Kerinci terdampak banjir sehingga suplai bahan pokok juga terganggu karena banjir.
BACA JUGA:Kecil Besar
BACA JUGA:Kembali Beroperasi Pasca Terdambak Abu Semeru
Di tambah lagi, kondisi jalan di Lubuk Nagodang perbatasan Siulak Deras, jalan menuju Kayu Aro juga terdampak.
“Kami sama sekali tidak bisa keluar rumah karena banjir terjadi sudah lebih dari dua pekan. Sehingga kondisi saat ini warga Lubuk Suli Kecamatan Depati Tujuh Krisis pangan,” kata dia.
“Ada bantuan pemerintah, cuma hanya untuk bertahan sementara waktu. Kami hanya berharap dari bantuan pemerintah untuk bisa bertahan, karena aktivitas kami lumpuh total,” timpalnya.
Sementara itu, Camat Depati Tujuh, Redi membenarkan soal keluhan warga yang krisis pangan di Desa Lubuk Suli. Sebab wilayah tersebut, sudah terkena banjir hampir 20 hari.
BACA JUGA:Perjuangan Leverkusen Raih Gelar Berpotensi Terganggu Piala Afrika
BACA JUGA:Cerita Sukses Mahasiswa UNJA Magang di Taiwan, Bekali Diri Bersaing di Pasar Kerja Asia
“Memang benar warga Desa Lubuk Suli yang menjadi korban banjir seluruhnya saat ini sedang krisis pangan,” jelasnya.
Namun demikian,kemarin sudah ada bantuan dari Baznas untuk mendirikan dapur umum. Termasuk bantuan beras dan mie instan.
“Sudah diserahkan ke kepala desa. Semoga ini bisa membantu masyarakat yang terdampak,” sebutnya.