JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berharap agar iuran pariwisata dapat bersumber dari APBN, bukan dari kenaikan harga tiket pesawat.
“Memang kami ingin ada semacam tourism fund gitu, ya, karena negara-negara lain melakukan itu. Idealnya, bisa dari APBN. Pak Sandi (Menteri Parekraf) sih arahannya seperti itu,” ujar Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Nia Niscaya ketika ditemui di Jakarta, Senin.
Pernyataan tersebut disampaikan terkait polemik iuran pariwisata yang berhubungan dengan tiket pesawat.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menegaskan bahwa rencana untuk menambah biaya sebesar 2-3 dolar AS ke tiket pesawat, sebagaimana yang diutarakan oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, masih berupa wacana.
BACA JUGA:Orang Kuat
BACA JUGA:Anwar Sadat Bahas Konektivitas Antar Wilayah
“Bahasan nambah sekian dolar ke tiket itu, saya pikir masih wacana, masih belum di-follow up lebih lanjut,” kata Nia.
Berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, kata dia, harus ada pembahasan antar-kementerian dan harus ada kajian.
Oleh karena itu, Nia mengatakan bahwa perjalanan terkait iuran pariwisata masih panjang.
“Artinya, masih perlu waktu dan juga harus ada lagi harmonisasi. Jadi, perjalanan ini masih panjang,” ujar dia lagi.
BACA JUGA:Alasan Cari Berondolan Sawit, Seorang Ayah di Merangin Gauli Anak Kandung
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan iuran pariwisata dari penambahan harga tiket merupakan hal yang normal.
“Kalau orang traveling, kasih 2–3 dolar additional (tambahan) ke tiket, di mana-mana orang juga melakukan itu,” kata dia.
Penambahan harga tersebut bertujuan untuk menjadi dana sumbangan atau endowment fund bagi berbagai gelaran di Indonesia, seperti penyelenggaraan Formula One Powerboat atau F1H2O.