6. Merujuk pada diri sendiri
Seringkali ketika marah, kita cenderung menunjuk orang lain.
"Kamu salah', "kamu terlalu banyak beralasan", dan kalimat lainnya.
Ketika mendeskripsikan masalah, cobalah untuk tidak menunjuk orang lain dan selalu merujuk pada diri sendiri.
Tetaplah bersikap hormat dan spesifik.
Misalnya, sampaikan "aku kesal kau meninggalkan meja makan tanpa menawarkan diri untuk mencuci piring" daripada "kau tidak pernah mencuci piring".
7. Jangan simpan dendam
Memaafkan adalah praktik yang sangat baik. Membiarkan amarah dan perasaan negatif lain menguasai akan membuat kita mudah merasakan kepahitan dan perasaan tidak adil.
Memaafkan orang yang membuat kita marah akan membantu kita belajar menghadapi situasi dan menguatkan hubungan. (*)