Jawaban Cerdas
Dahlan iskan--
Di Sonora, suami Janet minta agar ganti dirinya yang mengemudi. Toh jalanan sudah sepi.
Pun sebelum Sonora ia sudah sering minta gantian. Saya tidak mau. Lebih tepatnya: tidak percaya.
BACA JUGA:Moeldoko Sebut Iuran Tapera Tunggu Aturan 3 Kementerian, Paling Lambat 2027
BACA JUGA:Menkominfo Menjembatani AI Pro Manusia dan Kemanusiaan
Jalur Kansas-Tulsa-Dallas-Austin-San Antonio adalah jalur padat. Dan lagi saya harus mampir-mampir di satu lokasi yang saya inginkan. Misalnya mampir pabrik Tesla yang baru, yang terbesar di Amerika. Yakni di dekat Austin.
Setelah Sonora ini saya harus berubah pikiran. Ia kan sudah sering ke Amerika. Ia juga punya SIM bahkan yang internasional. Ia tunjukkan SIM yang seperti buku itu, berwarna putih.
Memang saya keterlaluan tidak mempercayainya. Di Tiongkok sistem lalu-lintasnya kan sama dengan di Amerika: setir kiri. Justru harusnya ia yang lebih tidak percaya pada saya. Apalagi saya lebih tua. Ia 15 tahun lebih muda.
Tapi ia tahu: saya tahu bahwa ia belum pernah mengemudi di Amerika. Ini urusan nyawa. Juga urusan aturan yang belum terbiasa. Saya pilih amannya.
BACA JUGA:Kementerian PANRB Selenggarakan Pembinaan Inovasi Demi Tingkatkan Kualitas Pelayanan
BACA JUGA: Yuk Cobain Resep Ayam Cili Padi, Pedasnya Bikin Nagih
Tentu saya juga harus membuat ia punya sejarahnya sendiri: pernah berkendara di Amerika. Maka kini saatnya ia pegang kemudi.
Di halaman restoran cepat saji itu saya minta suami Janet mencoba dulu mundur-maju. Lalu keliling halaman itu.
Ia harus mengenal karakter mobil Amerika ini. Memang ia punya Mercy baru di Beijing. Juga punya Porsche di kota kelahirannya. Tapi ia belum pernah mengemudikan SUV ini.
Ia juga harus atur posisi tempat duduk yang pas untuk posturnya yang lebih kecil. Atur ulang pula posisi spion dan kaca pengintai belakang.
BACA JUGA:Usulan Pembentukan Kementerian Haji Disetujui Oleh Komisi VIII DPR RI