Puluhan Hektar Lahan Sawah Rusak Akibat Banjir Melanda Sungaipenuh

RUSAK: Lahan sawah warga di Kecamatan Tanah Kampung yang rusak akibat direndam banjir.-IST/JAMBI INDEPENDENT-Jambi Independent

SUNGAIPENUH - Puluhan hektar lahan sawah di Kecamatan Tanah Kampung rusak. Tepatnya di wilayah lima desa yakni Koto Pudung, Koto Dumo, Koto Tengah, Koto Tuo, Koto Baru Tanah Kampung. Rusaknya sawah, disebabkan oleh banjir yang tak kunjung surut di lahan sawah milik warga tersebut, sehingga sawah tidak bisa lagi digarap oleh petani.

Salah seorang warga Koto baru, yang tidak mau namanya disebutkan mengatakan, sawah di daerah mereka sudah hampir 8 bulan masih digenangi air, dan saat ini sawah tidak bisa digarap. Sawah mereka juga sering gagal panen akibat banjir. 

“Lahan yang terkena banjir cukup luas, sawah yang tergenang air sekarang ini adalah sawah Koto Baru, Koto Dumo, Koto Pudung, Koto Tuo dan Koto Tengah,” terangnya.

Damzurizal Kepala Desa Koto Pudung dikonfirmasi membenarkan adanya lahan sawah warga koto Pudung yang rusak. Jumlahnya sangat luas hingga puluhan hektar, sedangkan yang masih di tergenang juga luas.

BACA JUGA:Ratusan Ribu Warga di Muaro Jambi Sudah di Coklit

BACA JUGA:Jangan Asal Asalan Mendata Warga, Kadis Dukcapil ke Petugas Pantarlih

Damzurizal menjelaskan, petani desa Koto Pudung sudah beberapa kali tanam gagal panen, karena sawah mereka terendam banjir. Sampai saat ini, sebagian besar wilayah lahan persawahan warga masih digenangi Air. 

“Saat ini ratusan hektar lahan sawah di Tanah Kampung masih tergenang air dan sawah tidak bisa digarap lagi. Kalau untuk luas lahan sawah yang tergenang air, di empat Desa Tanah Kampung kemungkinan ada sekitar 300 hektar. Sawah rusak yakni lahan sawah yang tidak bisa garap lagi sekitar 30 hektar,” katanya.

Dijelaskan Kepala Desa Koto Pudung, lahan sawah di desa Koto Pudung sejak 2023 sampai sekarang, lahan sawah yang tidak bisa digarap lagi luasnya terus bertambah. 

“Sawah daerah kami ini mudah sekali tergenang air, hal ini dikarenakan sungai sudah dangkal, sehingga air sulit surut,” terangnya.

BACA JUGA:Produksi Beras di Tanjab Barat Menurun, Hanya Hasilkan 24 Ton per Tahun

BACA JUGA:Muaro Jambi Status Siaga Karhutla, Berlaku hingga November 2024

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Sungaipenuh, saat dihubungi via ponselnya belum ada jawaban. Hingga berita ini diturunkan, Kadis Tanaman Pangan Kota Sungaipenuh belum bisa di konfirmasi. (sap/enn)

Tag
Share