260 Disway
Dahlan iskan--
Mas Yanto ingin lari terus. Ia memang pesepeda yang andal –satu tim dengan pesepeda lainnya seperti cucunya Pak Iskan.
Saya minta padanya, setelah Disway menjadi 260, baiknya tarif napas dulu. Jedah. Setelah itu boleh lari lagi.
BACA JUGA:Nabil Abu Rudeineh Kecam AS atas Dukungan Penuh Terhadap Pembantaian di Gaza
BACA JUGA:Serangan Israel di Deir al Balah Tewaskan 30 Warga Palestina
Dalam waktu jedah itulah ternyata ada tawaran kolaborasi. Datangnya dari tokoh asal Cirebon. Ia adalah bos baru grup media nasional yang juga lagi emosi: B-Universe.
Di dalam grup itu antara lain ada BeritaSatu.com, ada BTV, Investor Daily, Jakarta Globe, dan banyak lagi yang saya tidak hafal semua.
Kolaborasi itu sangat longgar. Tidak terkait persahaman. Tidak pula saling suntik dana. Kolaborasinya di tingkat operasional.
Saya terlambat tahu: grup Berita Satu ternyata sudah bukan milik grup Lippo lagi. Sudah dijual total.
BACA JUGA:Astronot Shenzhou-17 Dianugerahi Medali atas Prestasi di Bidang Antariksa
BACA JUGA:Timnas Voli U-20 Indonesia Kalahkan India, Lolos ke Semifinal Kejuaraan Asia
Pemilik barunya Anda sudah kenal: Enggartiasto Lukita. Pengusaha-politisi. Orang Cirebon. Tokoh Golkar yang jadi tokoh Nasdem. Pernah jadi menteri perdagangan. Lahirnya sama-sama saya, tahun 1951 tapi uangnya lebih banyak.
Tentu saya hadir di acara peresmian kolaborasi itu. Di Hotel JS Luwansa Kuningan Jakarta. Kemarin malam. Ada Mas Gibran Rakabuming Raka di situ. Ada Mendagri Tito Karnavian. Satu meja.
Kolaborasi ternyata bisa dilakukan tanpa mengancam eksistensi masing-masing. Disway akan tetap Disway apa adanya. Tentu saya tidak tahu akan ke mana grup Berita Satu.
Aneh. Saya masih bisa melihat bentuk baru media –yang berbeda sama sekali dengan ketika saya memulainya dulu.
BACA JUGA:Jonatan Christie Amankan Kemenangan di Laga Pembuka Olimpiade Paris 2024