Mahasiswi Jambi Korban Erupsi Marapi

--

JAMBI – Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat, telah menewaskan puluhan pendaki gunung, tak sedikit juga yang mengalami luka berat. Salah satu dari korban erupsi Gunung Marapi tersebut, adalah mahasiswi asal Jambi.


Naasnya, mahasiswi asal Jambi itu, menjadi salah satu korban tewas atas musibah tersebut dan ditemukan pada 5 Desember 2023 lalu.


Humas Basarnas Provinsi Jambi Lutfi, mengatakan, mahasiswi asal Jambi tersebut yaitu Liarni (22), warga Sungai Asam, Kecamatan Pasar, Kota Jambi.


Jenazah Liarni (22) tahun ditemukan tim pada Selasa (5/12) kemarin. Sementara hasil iden tifikasi korban baru keluar Rabu ( 6/12) siang.


"Karena identitasnya yang baru diketahui saat identifikasi DVI di RSUD, jadi kita tidak terlalu perhatikan korban yang mana," katanya, Rabu (6/12).


Lutfi mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan pukul berapa korban tersebut ditemukan.


"Jamnya kita tidak tahu. Kalau dievakuasi dari lokasi itu sekitar pagi menjelang siang hari. Sampai di posko dan ambulance itu sore menjelang malam," jelasnya.


Informasi terbaru, kata Lutfi update sore ini, korban terakhir berhasil ditemukan oleh SAR Gabungan pada pukul 15.00 sore kemarin.


"Untuk update sampai sore ini, korban terakhir berhasil ditemukan oleh SAR gabungan pada pukul 15.00. Sekarang sedang proses evakuasi menuju Pokso induk," tandasnya.


Diketahui sebelumnya, Minggu (3/12) sore, menjadi hari yang kelam bagi para pecinta alam, khususnya yang melakukan pendakian  ke Gunung Marapi, Sumatera Barat. Tanpa aba-aba, gunung api aktif itu erupsi, puluhan pendaki terjebak. 52 orang telah ditemukan dan dievakuasi dengan kondisi luka parah, sementara 23 orang lainnya ditemukan dalam keadaan tewas.


Sementara itu, Kepolisian Daerah Sumatra Barat (Sumbar) akan memanggil pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar terkait aktivitas pendakian Gunung Marapi yang mengalami erupsi sejak Minggu (3/12).

"Setelah upaya pencarian dan evakuasi selesai baru akan dipanggil (pihak BKSDA) untuk dimintai keterangan," kata Kepala Bidang Humas Polda Sumbar Kombes Pol Dwi Sulistyono di Padang, Rabu.

Ia mengatakan pihak BKSDA akan dimintai keterangan terkait aktivitas pendakian yang pada akhirnya menelan korban jiwa saat Marapi mengalami erupsi pada Minggu (3/12), mereka terjebak saat erupsi terjadi.

"Jadi nanti akan kami mintai keterangan terkait Standar Operasional Prosedur (SOP) dan aturan terhadap aktivitas pendakian Marapi, untuk keadaan normal bagaimana untuk status waspada bagaimana," jelasnya.

Ia mengatakan pihak BKSDA Sumbar akan dimintai keterangan karena merupakan instansi yang bertanggung jawab terhadap aktivitas pendakian di Taman Wisata Alam (TWA) Marapi.

"Dengan adanya kejadian bencana hingga kemudian menimbulkan korban jiwa, tentu instansi yang bertanggung jawab perlu dimintai keterangan," jelasnya.

Sementara itu untuk upaya pencarian dan evakuasi para pendaki, Dwi mengatakan pada Rabu siang tim SAR gabungan menemukan satu lagi korban dalam keadaan meninggal dunia.

Korban yang dilaporkan berjenis kelamin perempuan itu tengah dievakuasi turun untuk selanjutnya menjalani proses identifikasi oleh Tim DVI.

Dengan ditemukannya satu pendaki tersebut maka pendaki yang seluruhnya terdata sebanyak 75 orang sudah ditemukan.

Data 75 orang tersebut merujuk kepada daftar para pendaki yang dihimpun oleh posko BKSDA Sumbar dimana mereka mendaftar secara dalam jaringan (online) sebelum melakukan pendakian.

Dwi mengatakan proses pencarian serta penyusuran masih terus dilakukan pihaknya bersama Tim SAR gabungan di kawasan Marapi guna memastikan tidak ada korban lain.

"Data tujuh puluh lima orang itu adalah mereka yang terdaftar di online. Dikhawatirkan masih ada pendaki lain yang mendaki tanpa mendaftar di aplikasi sehingga pencarian terus dilanjutkan," jelasnya.

Ia menjelaskan personel gabungan di lokasi terus berupaya menyisir serta mencari korban meskipun dihadang oleh hujan abu serta erupsi yang masih terjadi.

Upaya pencarian dan evakuasi melibatkan tim dari berbagai instansi mulai dari Polri, TNI, Basarnas, BPBD, PMI, masyarakat sekitar, dan lainnya.(enn/ira/ANTARA)

Tag
Share