Malaysia Sebut Tuduhan Israel Terhadap Mesir Provokatif

PROPOKATIF : Malaysia sebut tuduhan Israel terhadap Mesir provokatif-ANTARA-

 KUALALUMPUR - Malaysia mengecam keras tuduhan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terhadap Mesir yang bersifat provokatif.

Kementerian Luar Negeri Malaysia dalam sebuah pernyataan diterima di Kuala Lumpur, Kamis, mengatakan sikap pantang kompromi dan arogansi rezim zionis Israel yang sering berganti-ganti ketentuan jelas menjadi alasan utama perjanjian gencatan senjata dengan Palestina belum juga tercapai.

Pada Senin lalu, Netanyahu memperbarui penolakan untuk menarik pasukan Israel dari Koridor Philadelphi, dan mengklaim bahwa koridor tersebut adalah “jalur kehidupan” bagi Hamas untuk memperkuat persenjataan.
BACA JUGA:Khusus Pelamar CPNS, Ini yang Harus Dilakukan Jika E Materai Eror

BACA JUGA:Alhamdulillah, Masa Pendaftaran CPNS Tahun 2024 Diperpanjang, Cek Waktunya


Kemenlu Malaysia menyebut pernyataan-pernyataan itu, termasuk tuduhan tak berdasar terhadap Mesir, bersifat provokatif, tidak bertanggung jawab dan tidak pantas.

Pemerintah Malaysia pun menegaskan bahwa Mesir mempunyai hak penuh untuk menolak semua tuduhan yang dilontarkan Israel.

Malaysia menegaskan dukungan penuhnya terhadap upaya yang dilakukan oleh Mesir, Qatar dan Amerika Serikat sebagai mediator gencatan senjata permanen antara Israel dan kelompok Palestina, Hamas, berdasarkan gencatan senjata tiga fase yang diusulkan oleh Amerika Serikat dan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2735 (2024).
BACA JUGA:Pemprov Jambi Targetkan Stadion Baru Jadi Tuan Rumah Liga Nasional
Tindakan rezim zionis Israel, menurut pernyataan itu, merupakan bagian dari upaya yang tidak masuk akal dan tercela karena meneruskan pembantaian warga Palestina di Gaza.

Aksi Israel tersebut telah menyebar ke beberapa kota di Tepi Barat, dan mengakibatkan lebih banyak kerusakan dan korban jiwa.

Malaysia akan tetap teguh pada komitmen kami terhadap perjuangan rakyat Palestina dan melanjutkan upaya menuju pembentukan Negara Palestina yang merdeka dan berdaulat berdasarkan perbatasan sebelum tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Malaysia juga akan bekerja dengan negara-negara yang sepemikiran untuk memastikan keanggotaan penuh Palestina di PBB. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan