Nilai Tukar Rupiah Tertekan oleh Data Tenaga Kerja AS, Berada di Rentang Rp15.350 hingga Rp15.500

Petugas menunjukan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Bank BSI, Jakarta. -ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/Spt. -

JAKARTA, JAMBIKORAN.COM – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan pada perdagangan Senin pagi. Rupiah dibuka melemah sebesar 97 poin atau 0,63 persen menjadi Rp15.475 per dolar AS dari posisi sebelumnya di Rp15.378 per dolar AS.

Penurunan ini dipengaruhi oleh data tenaga kerja Non-Farm Payrolls (NFP) AS yang diumumkan pada akhir pekan lalu.

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menjelaskan bahwa data NFP AS untuk Agustus 2024 menunjukkan penambahan 142 ribu pekerjaan, angka yang lebih rendah dibandingkan estimasi konsensus sebesar 165 ribu.

Meski demikian, tingkat pengangguran AS pada bulan Agustus turun menjadi 4,2 persen dari 4,3 persen pada Juli 2024, sesuai dengan ekspektasi pasar.

BACA JUGA:Ratusan Jerigen Berisi Solar Ditemukan Polisi, Saat Razia PETI di Sungai Telang Bungo

BACA JUGA:Bandar Narkoba Asal Mendahara Diringkus Satnarkoba Polres Tanjab Timur

Sinyal-sinyal beragam dari pasar tenaga kerja AS menyebabkan fluktuasi dalam pergerakan dolar AS.

Di tengah ketidakpastian ini, investor mulai meningkatkan ekspektasi mereka terhadap kemungkinan pemotongan suku bunga Federal Reserve (Fed Funds Rate/FFR) dari 100 basis poin (bps) pada 2024 menjadi 125 bps, termasuk pemotongan suku bunga tambahan sebesar 50 bps pada Desember 2024.

Josua menuturkan Non-Farm Payrolls (NFP) AS pada Agustus 2024 menambahkan 142 ribu pekerjaan, yang lebih rendah dari estimasi konsensus sebesar 165 ribu.

Tingkat pengangguran AS pada Agustus 2024 turun menjadi 4,2 persen dari 4,3 persen pada Juli 2024, namun sesuai dengan ekspektasi pasar.

BACA JUGA:Berhasil Lepas Jeratan Narkoba, Hafiz Fattah Beri Tips Kepada Generasi Muda Jambi

BACA JUGA:Dahaga Atlet Polo Air Jambi Terbayarkan, Raih Medali Perunggu di PON XXI Aceh-Sumut

Meskipun sinyal beragam dari pasar tenaga kerja, investor masih meningkatkan ekspektasi mereka terhadap pemotongan suku bunga AS Fed Funds Rate (FFR) dari 100 basis poin (bps) pada 2024 menjadi 125 bps, menambahkan pemotongan suku bunga 50 bps lagi pada Desember 2024.

Pada sisi lain, investor juga khawatir tentang pertumbuhan ekonomi AS. Kekhawatiran tersebut tercermin dari kinerja pasar saham yang lebih lemah. DJIA, S&P500, dan NASDAQ turun masing-masing sebesar 1,01 persen, 1,73 persen, dan 2,55 persen.

Tag
Share