Inilah Perbedaan Mendasar Angkat Besi dan Angkat Berat

Lifter Aceh Muhammad Zul Ilmi melakukan angkatan clean and jerk angkat besi kelas 96 kg PON XXI Aceh-Sumut 2024 di GOR Seuramoe Angkat Besi Harapan Bangsa, Banda Aceh, Aceh. -ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/YU -

BANDA ACEH - Pada Pekan Olahraga Nasional (XXI) XXI terdapat sejumlah cabang olahraga baru yang sepintas terlihat mirip, tetapi sebenarnya berbeda, seperti tenis dan soft tennis serta angkat besi dan angkat berat.

Angkat besi dan angkat berat terlihat serupa. Keduanya sama-sama mengadu kekuatan lifter-lifter yang bersaing, dengan membaginya ke dalam sejumlah kelas berdasarkan berat badan. Intinya, siapa yang paling kuat adalah pemenangnya.


BACA JUGA:-PON XXI Aceh-Sumut 2024- Dayung Sumbang 2 Emas
Jika sama-sama mengadu kekuatan dengan mengangkat barbel, maka apa perbedaan antara kedua cabang olahraga ini? Secara umum terdapat beberapa perbedaan dari angkat besi dan angkat berat, yang akan diuraikan dalam tulisan berikut ini.

Mengacu kepada badan angkat besi dunia, International Weightlifting Federation (IWF),
angkat besi, atau dalam bahasa Inggris disebut weight lifting, adalah olahraga adu kekuatan kompetitif, di mana para atletnya bersaing untuk mengangkat beban dari tanah sampai melewati kepala, dengan tujuan mengangkat beban terberat.


BACA JUGA:Al Haris Raih Penghargaan Paritrana Award 2024 dari Wapres RI
Dalam angkat besi, terdapat dua gerakan wajib, yakni snatch dan clean and jerk. Pada snatch, beban atau barbel harus diangkat sampai melewati kepala dalam satu gerakan. Sedangkan untuk clean and jerk, beban diangkat dari tanah sampai ke bahu (clean), untuk kemudian diangkat lagi melewati kepala (jerk).

Masing-masing lifter angkat besi memiliki tiga kesempatan untuk melakukan baik angkatan snatch, maupun clean and jerk, dengan gerakan snatch dilakukan terlebih dahulu. Pemenang pertandingan angkat besi merupakan lifter yang memiliki total angkatan terberat dari kedua jenis gerakan tersebut.



Sementara angkat berat, mengacu kepada badan angkat berat dunia, International Powerlifting Federation (IPF), merupakan olahraga kekuatan kompetitif yang mempertandingkan atletnya ke dalam tiga jenis angkatan, yakni squat, bench press, dan deadlift.

Bagi para penggemar olahraga kebugaran atau pembangunan otot, ketiga jenis gerakan tersebut sudah sangat populer. Sebab biasanya merupakan bagian dari jenis latihan kebugaran umum.

Squat dapat didefinisikan sebagai gerakan mendorong tubuh bagian atas ke bawah, dengan menurunkan panggul ke bagian belakang kaki. Gerakan ini memerlukan kekuatan otot kaki, khususnya paha.

Sebagai bagian dari gerakan olahraga harian, squat dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, sebab untuk dapat melakukan gerakan squat tidak diperlukan penggunaan beban tambahan selain bobot diri sendiri.

Tetapi untuk kompetisi angkat berat, para atlet harus mengangkat sejumlah beban dalam satu gerakan squat.

Berikutnya adalah gerakan bench press. Pada gerakan bench press, seorang atlet akan mengangkat beban sambil berada dalam posisi berbaring pada bangku khusus secara horizontal. Bench press akan sangat mengandalkan otot dada, otot bahu, dan otot tricep.

Sedangkan gerakan terakhir, yakni deadlift, beban harus diangkat dari tanah setinggi pinggul, untuk kemudian diletakkan kembali ke tanah. Gerakan ini sangat menuntut kekuatan otot bokong, otot pinggang, dan otot bisep.

Peserta kompetisi angkat berat biasanya diberikan satu kesempatan untuk melakukan ketiga gerakan tersebut. Umumnya dimulai dengan melakukan gerakan squat, dilanjutkan dengan bench press, dan diakhiri dengan deadlift.

Selain perbedaan dari jenis gerakan yang dipertandingkan, perbedaan lain antara angkat besi dan angkat berat adalah partisipasi kedua cabang olahraga ini di ajang multi cabang internasional.

Angkat besi telah bertahun-tahun eksis di ajang-ajang multi cabang seperti SEA Games, Asian Games, sampai Olimpiade. Meski cukup disayangkan sebab pada SEA Games Thailand 2025 mendatang, tuan rumah memutuskan untuk menghapus cabang olahraga tersebut.

Sedangkan angkat berat, belum pernah dipertandingkan di ajang-ajang SEA Games, Asian Games, terlebih Olimpiade. Meski demikian, cabang dari angkat berat yakni para angkat berat sudah beberapa kali dipertandingkan di Para Asian Games dan Paralimpiade, atau pesta olahraga untuk para atlet penyandang disabilitas. Terkini, atlet para angkat berat Indonesia Ni Nengah Widiasih, berpartisipasi dalam Paralimpiade Paris 2024. (ANTARA)

Tag
Share