Gus-Habib Bukan Tokoh Sentral di Sumatera, Ini Kata Asad Isma
Asad Isma-IST/ Jambi Independent-
Sering ngobrol bareng. Tema obrolan tak jauh-jauh dari kondisi sosial-politik dan keagamaan, terutama di Jambi.
Saat itu dia sebagai dosen. Juga sebagai Ketua DPW Anshor Jambi. Komunikasi lantas putus, kemudian tersambung kembali terutama sejak Juli kemarin itu.
Kala di Jambi, almrahum pernah mengucapkan rasa simpati ke saya. Saat itu, Gubernur Jambi langganan semua koran saya di lingkungan Pemprov Jambi distop.
Hanya karena ada berita yang membuat kuping gubernur merah.
“Kalau memang menganggap berita di Jambi Independent itu salah, mestinya gubernur pakai hak jawab. Itu peraturannya. Bukan dengan menyetop semua koran yang selama ini dilanggani pemprov. Semangat terus Pak Ali,” ujarnya lewat telepon, saat itu.
Sejak pindah tugas dari Jambi, saya tak pernah lagi bersua dengan almarhum. Juli kemarin saat di Jambi, saya kontak almarhum. Untuk ngopi bareng.
BACA JUGA:BMKG Jambi: Waspada Banjir!
BACA JUGA:2 Polisi Jadi Tersangka, Kasus Kematian Tahanan di Polsek Kumpeh
“Memangnya Mas Ali di mana sekarang?,” jawab dia melalui WA. Sepertinya dia kaget. Saya jawab ada di Jambi. “Wah …., maaf nian Mas, sayo lagi di Jakarta,” jawabnya.
Sejak Juli itu pula almarhum kerap kirim WA dan youtube tentang kegiatannya sebagai rektor UIN.
Sampai-sampai kiriman youtube terakhirnya itu saya merasa bersalah. Selamat jalan sahabat.
Ya Alloh, ampunilah almarhum, berilah dia rahmat-Mu, dan tempatkanlah dia surga-Mu. Amiiin. (ali fauzi, direktur jambi independent).