Bahlil Ungkap Upaya Tekan Biaya Impor Energi Rp500 Triliun

Bahlil Lahadalia-ANTARA-


"Lifting kita turun, itu kita tekor terus, setiap tahun kita itu menghabiskan devisa kita Rp500 triliun, makanya nilai tukar dolar AS kita terhadap rupiah agak sedikit, maju-mundur, maju-mundur. Bayangkan salah satu sumber kebutuhan terbesar itu adalah untuk membeli energi," kata Bahlil.

BACA JUGA:Seminar Nasional Interdisiplin Pascasarjana Ke-3 di Universitas Jambi

BACA JUGA:Dua Terdakwa Titip Uang Rp 5 Miliar Sebelum Tuntutan


Bahlil mengungkapkan bahwa pada tahun 1996 dan 1997, Indonesia mampu memproduksi 1.000.600 barel minyak per hari, yang memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan negara, karena mampu mengekspor hingga 1 juta barel. Namun, pasca-reformasi, produksi minyak terus mengalami penurunan.


Saat ini, produksi minyak nasional tinggal 600.000 barel per hari, sementara konsumsi mencapai 1.000.600 barel per hari. Hal ini menyebabkan Indonesia harus mengimpor sekitar 900 ribu hingga 1 juta barel minyak per hari.


Bahlil menekankan bahwa perubahan yang terjadi dari ekspor menjadi impor dengan jumlah yang sama merupakan masalah serius yang harus diatasi. (ANTARA)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan