Ratusan Rumah di Batanghari Terendam Banjir, Warga Mengungsi dan Mulai Keluhkan Gangguan Kesehatan

Warga di Muaratembesi mengangkut barang-barangnya menggunakan perahu.-jambi independent-Jambi Independent
MUARABULIAN – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Batanghari, menyebabkan debit air Sungai Batanghari mengalami peningkatan signifikan. Akibatnya, air sungai meluap hingga merendam permukiman warga di sepanjang aliran sungai, termasuk di Kecamatan Muaratembesi.
Pada Minggu (9/3), ratusan rumah di Kecamatan Muaratembesi terendam banjir. Beberapa desa yang terdampak parah di antaranya Desa Rambutan Masam, Kelurahan Muaratembesi; Desa Pematang Lima Suku, serta beberapa desa lainnya. Di Desa Rambutan Masam, yang terdiri dari lima dusun, Dusun Tanjung Pasir dan Dusun Hulu menjadi wilayah dengan kondisi terparah.
Kondisi serupa terjadi di Kelurahan Pasar Tembesi, di mana puluhan rumah terendam banjir. Bahkan, jalan penghubung di wilayah tersebut tidak bisa dilalui kendaraan karena terendam air.
Menurut keterangan seorang warga Muaratembesi, Yani, kondisi banjir semakin mengkhawatirkan.
BACA JUGA:Simak bacaan doa setelah sholat di bulan Ramadan agar diampuni dosa lengkap latin dan artinya.
"Jalan ini sudah dak biso dilalui bang, sudah terendam banjir. Tengoklah bang, rumah-rumah warga di sini sudah terendam banjir," ungkapnya.
Sementara itu, Kadus Tanjung Pasir, Syaukani, mengungkapkan bahwa sekitar 138 kepala keluarga di wilayahnya terdampak banjir. Warga yang rumahnya terendam air terpaksa mengungsi ke gedung SD setempat atau ke rumah sanak saudara yang berada di lokasi lebih tinggi.
Ketinggian air di wilayah Tanjung Pasir bervariasi, bahkan mencapai pinggang hingga dada orang dewasa. Warga yang terdampak kini membutuhkan tenda sebagai tempat tinggal sementara karena banyak rumah yang sudah tidak layak huni akibat terendam air.
Selain kehilangan tempat tinggal sementara, warga juga mulai mengeluhkan gangguan kesehatan akibat banjir. Penyakit kulit seperti kutu air dan gatal-gatal mulai menyerang mereka. Warga berharap Dinas Kesehatan segera turun tangan untuk memberikan bantuan obat-obatan.
Banjir juga mulai meluas ke Dusun Tengah, dan air semakin merembet ke permukiman warga. Dampak dari banjir ini tidak hanya mengganggu aktivitas harian warga, tetapi juga membuat perekonomian lumpuh sementara. Kebun karet dan kebun sawit milik warga ikut terendam banjir, sehingga mereka tidak bisa bekerja.
Hingga saat ini, warga terdampak banjir berharap pemerintah setempat segera bertindak cepat dengan memberikan bantuan, baik berupa tenda darurat maupun sembako, untuk menopang kebutuhan mereka selama masa darurat banjir ini. (*/enn)