Hamas Umumkan Kelanjutan Negosiasi Gencatan Senjata Gaza di Qatar

Hamas umumkan kelanjutan negosiasi gencatan senjata Gaza di Qatar-foto; ilustrasi-jambi independent

GAZA,JAMBIKORAN.COM- Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada Kamis Maret 2025 mengumumkan kelanjutan negosiasi dengan para mediator di ibu kota Qatar, Doha, terkait perjanjian gencatan senjata di Gaza dengan Israel.

Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Hamas, Hazem Qassem, mengatakan bahwa pihaknya menjalani perundingan dengan sikap "positif dan bertanggung jawab" guna memastikan semua tahapan gencatan senjata diberlakukan untuk mengakhiri perang, menarik pasukan Israel, dan membangun kembali Gaza.

Mengutip sumber-sumber Israel yang tidak disebutkan namanya, kanal penyiaran publik Israel KAN melaporkan bahwa pembicaraan berlangsung dalam “suasana positif” dengan optimisme mencapai kesepakatan.

Menurut laporan KAN, tim negosiator Israel di Doha memutuskan untuk memperpanjang masa tinggal mereka guna melanjutkan pembahasan mengenai kesepakatan Gaza.

BACA JUGA:Mantan Kapolres Ngada Kenakan Baju Tahanan, Jadi Tersangka Kasus Narkoba dan Asusila

BACA JUGA:SKM Migas-KKKS PetroChina Gelar Safari Ramadan Bersama Wagub Abdullah Sani dan Bupati Tanjabbar Anwar Sadat

Utusan AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, telah tiba di Doha pada Selasa 12 MAret 2025 untuk menghadiri perundingan tersebut.

Sementara itu, pemimpin Israel Benjamin Netanyahu menolak negosiasi gencatan senjata tahap kedua di Gaza.

Dia lebih memilih untuk memperpanjang tahap pertama yang telah berakhir pada awal Maret.

Israel menghentikan pasokan listrik dan menghambat masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza untuk menekan Hamas agar menerima syarat-syarat yang mereka ajukan.

Namun, Hamas menolak melanjutkan perundingan dengan kondisi tersebut. Mereka bersikeras agar Israel mematuhi kesepakatan gencatan senjata dan segera memulai negosiasi untuk tahap kedua, yang mencakup penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza dan menghentikan perang sepenuhnya.

Perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang diberlakukan pada Januari telah menghentikan perang Israel di Gaza untuk sementara.

Serangan-serangan Israel telah menewaskan lebih dari 48.500 warga Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan menghancurkan wilayah kantong Palestina itu.

BACA JUGA:Saksi Sebut Tanda tangan Dipalsukan, Dalam Proyek Pengadaan Bebek

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan