Dinas Pertanian Sedang Lakukan Pendataan, Terkait Lahan Pertanian di Kota Jambi Terdampak Banjir

//Tampak banjir rendam salah satu lahan sawah di Ktoa Jambi.//-jambi independent-Jambi Independent

JAMBI – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan tengah melakukan pendataan terhadap luas lahan pertanian serta jumlah petani yang terdampak banjir.

Langkah ini dilakukan guna memastikan bantuan yang tepat sasaran bagi mereka yang mengalami gagal panen akibat bencana alam tersebut.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Jambi, Evridal, menyampaikan bahwa pihaknya masih menginventarisir jumlah petani yang lahan pertaniannya terendam banjir.

"Kami sedang mendata jumlah petani terdampak dan luas lahan yang terendam. Data ini akan menjadi dasar penyaluran bantuan kepada petani," ujarnya.

BACA JUGA:Jatuh Bersenggolan, Seorang Pelajar Tewas Terlibat Kecelakaan dengan Tronton

BACA JUGA:Berbagi Kebahagiaan dalam Buka Puasa Bersama dan Santunan Anak Yatim Astra Group Jambi

Menurut Evridal, hampir seluruh lahan pertanian yang berada di sepanjang Sungai Batanghari terdampak banjir.

Tanaman yang mengalami kerusakan mencakup padi, hortikultura, dan tanaman lainnya.

"Petani yang beraktivitas di kawasan sekitar Sungai Batanghari, seperti di Kecamatan Jambi Timur, rata-rata terkena dampaknya. Saat ini kami masih menghitung angka pastinya," tambahnya.

Dengan ditetapkannya status tanggap darurat bencana, Pemkot Jambi dapat lebih fleksibel dalam memberikan bantuan bagi masyarakat terdampak.

Salah satu bentuk bantuan yang segera disalurkan adalah cadangan pangan pemerintah dalam bentuk beras, khususnya bagi petani yang mengalami kerugian akibat banjir.

Sebelumnya, Pemkot Jambi telah menetapkan status tanggap darurat bencana menyusul peningkatan debit air Sungai Batanghari, yang menyebabkan ribuan rumah warga tergenang.

Berdasarkan data per Selasa (18/3), sebanyak 1.279 Kepala Keluarga (KK) dengan total 4.755 jiwa terdampak banjir di Kota Jambi. Banjir terjadi di tujuh kecamatan dengan 24 kelurahan terdampak.

Status tanggap darurat ini diberlakukan selama tujuh hari ke depan, dengan mempertimbangkan kondisi debit air Sungai Batanghari dan jumlah kawasan yang masih tergenang.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan