Jangan Tertipu! Soal Kemesraan di Media Sosial

-jambi independent-Jambi Independent
Pasangan yang sering memamerkan kemesraan justru bisa jadi kurang bahagia di dunia nyata. Mereka menggunakan media sosial sebagai alat untuk menutupi masalah atau bahkan meyakinkan diri sendiri bahwa hubungan mereka baik-baik saja.
4. Bahaya Perbandingan: Pengaruh Media Sosial terhadap Kepuasan Hubungan
Bukan hanya pasangan yang sering posting yang terpengaruh, tetapi juga para penonton mereka. Melihat postingan kebahagiaan pasangan lain dapat memicu perasaan tidak puas dalam hubungan kita sendiri.
“Kenapa hubungan saya tidak seindah mereka?” adalah pertanyaan yang sering muncul akibat membandingkan diri dengan gambar-gambar “sempurna” di media sosial.
Padahal, setiap hubungan itu unik. Membandingkan hanya akan menciptakan stres yang tidak perlu.
5. Fokus yang Bergeser: Hidup untuk Konten, Bukan Pengalaman
Ketika pasangan terlalu sibuk menciptakan konten, mereka sering kehilangan momen berharga dalam hubungan mereka. Segala sesuatu menjadi tentang bagaimana tampilannya di media sosial, bukan tentang menikmati waktu bersama secara nyata.
Hubungan yang sehat adalah tentang perjalanan bersama, bukan sekadar pencitraan.
6. Ilusi Kedekatan: Kenyataan yang Tersembunyi
Kemesraan yang dipamerkan online seringkali hanya memberikan ilusi kedekatan. Orang lain mungkin berpikir mereka adalah pasangan yang sangat harmonis, padahal kenyataannya bisa sebaliknya.
Kedekatan sejati berasal dari momen-momen pribadi yang tidak selalu diabadikan di media sosial. Psikolog mengingatkan bahwa oversharing bisa menjadi pengganti palsu untuk keintiman yang sebenarnya.
7. Rasa Percaya Diri dan Keseimbangan Hubungan
Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan rasa percaya diri rendah cenderung mencari validasi eksternal, termasuk melalui postingan hubungan mereka. Sebaliknya, pasangan yang percaya diri dengan hubungan mereka lebih fokus pada kenyataan daripada pencitraan.
Membangun rasa percaya diri dapat membantu menciptakan hubungan yang lebih sehat dan autentik.
8. Pentingnya komunikasi yang tulus