Dokter Tegaskan Benjolan di Payudara Belum Tentu Tanda Kanker Ganas

foto ilustrasi benjolan yang ada di payudara belum tentu tanda keganasan dari kanker payudara.-foto: oneonco-
JAKARTA – Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi-Onkologi Medik, dr. Andhika Rahman, Sp.PD-KHOM, mengingatkan masyarakat bahwa tidak semua benjolan di payudara menandakan kanker ganas.
Ia menekankan pentingnya edukasi dan diagnosis yang tepat sebelum mengambil tindakan medis lebih lanjut.
“Tidak semua benjolan berarti keganasan (kanker), dan tidak semua keganasan harus langsung dioperasi. Yang penting dilakukan adalah biopsi terlebih dahulu untuk memastikan apakah itu kanker payudara atau bukan,” ujar dr. Andhika dalam wawancara di Jakarta.
Menurut dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini, pemeriksaan awal seperti biopsi dan Immunohistokimia (IHK) sangat menentukan jenis pengobatan yang akan diberikan, apakah berupa operasi, terapi hormonal, radiasi, hingga kemoterapi.
“Lewat IHK, kita bisa menentukan jenis obat yang tepat, apakah perlu kemo, radiasi, atau hormonal. Ini penting agar pengobatan yang diberikan sesuai dengan jenis kanker yang dihadapi,” jelasnya.
BACA JUGA:Pengacara Sebut Dakwaan Jaksa Kabur, Eksepsi Tek Hui Terdakwa Kasus TPPU Narkotika
BACA JUGA:Ribuan Kartini Masa Kini Belajar Safety Riding dengan Berbagai Simulasi Berkendara
Ia juga menyoroti bahwa tidak semua pasien kanker payudara harus menjalani prosedur mastektomi radikal (pengangkatan seluruh jaringan payudara). Dengan pemeriksaan yang akurat, massa kanker bisa dikurangi lebih dulu sehingga tindakan operasi pun bisa lebih minimal.
“Dengan pengobatan awal, kita bisa mengecilkan ukuran massa. Jadi tidak selalu harus mengangkat seluruh jaringan payudara,” kata Andhika.
Meski demikian, ia mengakui ada dokter yang mungkin menyarankan pengangkatan payudara secara menyeluruh. Namun, pasien tetap memiliki hak untuk mempertanyakan dan mendiskusikan opsi pengobatan lain, terutama jika ingin mempertahankan bentuk payudaranya.
Bagi wanita berusia di atas 40 tahun, ia menyarankan untuk rutin melakukan pemeriksaan USG dan mamografi guna mendeteksi kemungkinan keganasan sejak dini. Jika hasil menunjukkan adanya indikasi kanker ganas, maka biopsi akan menjadi langkah lanjutan yang penting.
BACA JUGA:Pep Guardiola: Ibarat Laga Final
BACA JUGA:Kolaborasi Pemerintah dan Media: Jambi Promosikan Inovasi Pembangunan ke Tingkat Nasional
“Sebagai pasien, tentu punya hak untuk bersikap kritis. Tidak perlu langsung panik dan menjalani operasi tanpa diagnosis menyeluruh,” tegasnya.
Pesan ini menjadi penting di tengah masih banyaknya stigma dan ketakutan berlebihan terhadap kanker payudara. Dengan edukasi yang tepat, pasien bisa menjalani proses pengobatan yang lebih terarah dan tidak traumatis. (*)