Dokter Kulit Beri Saran untuk Calon Haji Hadapi Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi

Dokter spesialis dermatologi venereologi estetika, menyarankan para calon haji untuk membawa perlengkapan pelindung kulit seperti topi bertepi lebar, kacamata hitam, serta produk perawatan kulit seperti sunscreen dan moisturizer yang aman untuk kulit sens-istimewa-
JAKARTA - Menjelang keberangkatan ibadah haji 1446 Hijriah/2025 Masehi, para calon jamaah haji diimbau untuk mempersiapkan diri menghadapi cuaca panas ekstrem di Arab Saudi.
Salah satu perhatian utama adalah perlindungan dan perawatan kulit selama menjalankan rangkaian ibadah di bawah terik matahari.
Dokter spesialis dermatologi venereologi estetika, dr. Fitria Amalia Umar, Sp.KK, M.Kes, menyarankan para calon haji untuk membawa perlengkapan pelindung kulit seperti topi bertepi lebar, kacamata hitam, serta produk perawatan kulit seperti sunscreen dan moisturizer yang aman untuk kulit sensitif.
“Gunakan moisturizer setiap habis mandi dan setelah aktivitas, bisa sesering mungkin sesuai kebutuhan. Sunscreen harus diaplikasikan setiap 2–3 jam, atau setiap kali akan terpapar sinar matahari,” kata dr. Fitria.
BACA JUGA:Penjara Alcatraz akan Kembali Dibuka
BACA JUGA:Inflasi Muarabungo Tertinggi, Kenaikan Harga Emas dalan 12 Bulan Terakhir Jadi Penyebab
Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga hidrasi kulit dengan menghindari paparan sinar matahari langsung tanpa proteksi, menggunakan face mist secara berkala, serta mencukupi asupan cairan tubuh.
“Minumlah air putih minimal delapan gelas per hari, konsumsi makanan bergizi seimbang, dan tambahkan suplemen antioksidan jika perlu,” tambahnya.
Jika mengalami iritasi seperti kulit terbakar (sunburn), kering, atau pecah-pecah akibat suhu ekstrem, dr. Fitria menyarankan penggunaan moisturizer secara intensif, dan bila perlu, ditambah obat anti-iritasi.
Sementara itu, Kementerian Agama Republik Indonesia juga telah mengimbau jamaah untuk waspada terhadap suhu tinggi yang diperkirakan mencapai 35 derajat Celcius di Madinah, dengan tingkat kelembapan sekitar 14 persen.
BACA JUGA:Keberadaan Villa Bukit Diza Belum Berizin. Ini Kata Praktisi Hukum
Puncak suhu ekstrem diperkirakan terjadi pada puncak ibadah wukuf di Arafah pada 5 Juni 2025.
“Mohon terus menjaga kesehatan agar dapat menjalankan rangkaian ibadah haji dengan lancar,” ujar Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Kemenag, Akhmad Fauzin, dalam konferensi pers daring.
Pemerintah berharap dengan edukasi dan persiapan matang, jamaah dapat tetap sehat dan fokus menjalani ibadah di Tanah Suci. (*)